Seluk-beluk Pemberantasan Narkoba di Tasmania
Pukul 4 sore lewat di Burnie, kota di barat laut Tasmania. Sebuah sedan berwarna gelap berhenti di dekat sekumpulan beberapa orang…
"Mereka menyuplai ke OMCG, atau menerima dari OMCG. , jadi jaringannya berbahaya dan OMCG semuanya ada di situ," papar Riley
Seorang anggota geng motor menyatakan peran teknologi semakin besar dalam kejahatan terorganisasi.
"Dengarkan ya. Jika Perdana Menteri sudah menggunakan Wickr mengirim pesan, menurutmu, mengapa kami juga tidak menggunakannya?" katanya.
"Tentu saja kami menggunakan cara yang tidak bisa dilacak. Itu hal yang masuk akal," tambahnya.
Menurut dia, anggota geng motor memandang dirinya sebagai pedagang yang menjual produk untuk memenuhi permintaan pasar.
"Lebih baik memiliki kejahatan terorganisir di pasar daripada kejahatan yang tidak terorganisir. Saya rasa (polisi) diam-diam setuju dengan saya," katanya.
Semudah memesan pizza
Proporsi pengguna narkoba yang menggunakan sabu-sabu telah meningkat pesat.
Tren Narkoba Tasmania, suatu laporan tahunan dari wawancara dengan pemakai, menunjukkan bahwa persentase pengguna sabu-sabu naik dari 18 persen pada 2010 menjadi 35 persen pada 2017.
Dari angka itu, 88 persen pengguna sekarang menggunakan bentuk sabu-sabu kristal.
Salah satu layanan konseling bagi pecandu narkoba, Holyoake, juga mendapati peningkatan pengguna sabu-sabu.
CEO Holyoake, Sarah Charlton, mengatakan ini merupakan hal yang paling mengkhawatirkan.
Sepertiga klien Holyoake adalah pengguna sabu-sabu. Jumlahnya 169 orang pada 2017, naik tajam dari hanya dua orang pada 2011.
"Sekarang sabu-sabu menonjol. Kami selalu mendengar dari klien bahwa Anda dapat mendapatkannya langsung di pintu rumah Anda," kata Charlton.
"Seakan-akan sama seperti semudah memesan pizza," ujarnya.
"Kami melihat pemakaian bentuk kristal narkoba ini dalam beberapa tahun terakhir. Ini sangat serius dan kami menyebutnya krisis. Meningkat tajam," katanya.
Pecandu juga manusia
Gerhard Willemse, dari badan amal Salvation Army menyatakan, "Para pencadu itu juga manusia. Rehabilitasi bisa berhasil."
Willemse merupakan manajer klinis Bridge Program yang bertujuan merehabilitasi para pecandu narkoba.
"Siapa pun bisa menjadi pecandu. Kita semua rentan sepanjang waktu berbeda-beda dalam hidup kita", katanya.
Willemse mengatakan keseluruhan 79 pecandu yang ikut Bridge Program selama dua tahun terakhir telah menjauh dari narkoba selama lebih enam bulan.
Kunci pemberantasan narkoba
Detektif Riley mengakui kerjasama antara polisi dengan penyedia jasa rehabilitasi merupakan kunci untuk memenangkan pemberantasan narkoba.
"Kami bukan satu-satunya solusi dalam hal ini," katanya.
Sementara itu di Kota Burnie, Maria masih sibuk berbicara dengan kliennya melalui telepon. Sesekali dia tampak mengayunkan tangannya sambil berbicara.
Tampaknya, malam ini akan menjadi malam yang sibuk baginya.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.