Seluk-beluk Pemberantasan Narkoba di Tasmania
Pukul 4 sore lewat di Burnie, kota di barat laut Tasmania. Sebuah sedan berwarna gelap berhenti di dekat sekumpulan beberapa orang…
Pukul 4 sore lewat di Burnie, kota di barat laut Tasmania. Sebuah sedan berwarna gelap berhenti di dekat sekumpulan beberapa orang di daerah pertokoan.
Jendela belakang diturunkan dan dari dalam mobil ada gerakan tangan penuh isyarat. Satu persatu, kerumunan itu mendekat dan menyodorkan uang masing-masing. Mereka mendapat paket narkoba sebagai gantinya.
Pemandangan seperti inilah yang membuat salah seorang dalam kerumunan melontarkan lelucon.
"Ini menyerupai penjual es krim namun untuk narkoba," katanya.
Pelaku perdagangan narkoba di Tasmania menyatakan memang sangat mudah mendapatkan barang terlarang ini. Mereka menggunakan komunikasi pesan terenkripsi dan jaringan gelap yang memudahkan pengguna dan penjual mengatur transaksi.
Data menunjukkan proporsi pengguna narkoba di Tasmania yang memakai sabu-sabu meningkat dramatis.
Seorang penegak hukum memperingatkan penggunaan teknologi membuat persediaan sabu-sabu kini lebih mudah.
Nama-nama dalam cerita ini telah diubah untuk melindungi privasi mereka.
Kisah Maria
Maria sedang menyusuri jalanan di pinggiran kota Burnie. Truk-truk pengangkut pohon tampak lewat di jalan Bass Highway ketika Maria sibuk berbicara melalui telepon selulernya.
Dia mengetuk pintu salah satu rumah, dan tak lama kemudian masuk ke dalam. Tak lama setelah itu dia pun keluar dengan uang tunai ratusan dolar.

Maria merupakan pengedar sekaligus pengguna narkoba selama hampir satu dekade. Dia menjual apa yang diminta oleh pasar. Umumnya berupa sabu-sabu.
Aktivitas Maria memadukan pertemuan tatap muka dengan pelanggan serta komunikasi melalui teknologi. Misalnya melalui aplikasi Wickr. Tujuannya untuk menyembunyikan kegiatannya itu dari pengawasan pihak berwajib.
"Jika saya tak melakukannya, orang lain akan melakukannya. Orang selalu menggunakan narkoba," katanya, mengangkat bahu.
"Banyak orang yang saya layani, punya masalah. Narkoba jadi pelarian... mereka kesakitan," katanya.