Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Sejumlah WNI di Melbourne Merasa Ditipu Talk Fusion

Sejumlah warga Indonesia di Melbourne merasa sudah menjadi \'korban penipuan\' dari kelompok yang menawarkan investasi produk Talk…

Sejumlah warga Indonesia di Melbourne merasa sudah menjadi \'korban penipuan\' dari kelompok yang menawarkan bisnis bernama Talk Fusion.

ABC telah berbicara dengan beberapa orang yang merasa jadi korban dan telah melaporkan pengalamannya kepada Kepolisian Melbourne juga Scamwatch, situs milik Komisi Perlindungan Konsumen Australia (ACCC). Kepolisian dan Scamwatch mengatakan akan menindaklanjuti laporan.

Tetapi Martin Carter, warga Indonesia yang sedang berada di Melbourne dan mewakili Talk Fusion membantah beberapa tuduhan yang disampaikan.

Mereka yang mengaku korban mengatakan sebenarnya tidak mengerti betul mengenai produk bisnis yang ditawarkan oleh Talk Fusion. Mereka mendaftar menjadi anggota karena merasa tertekan dengan orang-orang yang menawarkan produknya kepada mereka.

Salah seorang diantaranya adalah Angelina yang baru mengalaminya minggu lalu.

"Saat itu saya diajak makan siang, tapi karena sibuk, saya mengatakan hanya bisa sebentar bertemu di sebuah kafe dekat kantor. Ternyata teman saya membawa temannya yang berasal dari Jakarta dan mengaku seorang aktor," ungkap Angelina kepada ABC Australia di Melbourne

Ia mengaku jika saat itu ia sedang buru-buru bahkan tidak membawa ponsel dan dompetnya.

"Teman saya awalnya menceritakan masalah pribadinya, kemudian temannya dia menawarkan produk Talk Fusion, saya tidak tahu mengapa tiba-tiba menyetujuinya."

Angelina mengaku telah memberikan uang sebesar $2.800 [sekitar Rp 28 juta] yang diberikannya tunai dan sekitar $2.500 [sekitar Rp 25 juta] dengan kartu kreditnya.

"Temannya teman saya itu meminta saya untuk memasukkan anggota keluarga yang lain untuk bergabung. Mereka juga meminta saya menuliskan nama-nama teman saya dan anehnya saya menurut saja."

Mendapat tekanan secara psikologis

Lainnya halnya dengan Angelina yang mengaku merasa terhipnotis, Ayu, bukan nama aslinya, merasa jika dirinya ditekan secara psikologis oleh orang-orang yang berbicara kepadanya.

Ayu pertama kali diajak ke sebuah acara yang awalnya diberitahu sebagai kegiatan keberagaman budaya, pada bulan Januari 2018.

"Ternyata setelah saya datang, acaranya bukan hanya makan-makan tapi terlihat beberapa orang sedang sibuk berbicara dengan membawa laptop," ujarnya.

Ayu mengatakan ia sudah menolak untuk bergabung dan memilih untuk bertanya pada suaminya terlebih dahulu. Tapi Ayu merasa pihak Talk Fusion terus merayunya dengan mengatakan ia tidak akan mendapatkan penawaran yang sama jika bergabung di hari lain.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved