Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Lima Puluhan Pengungsi Pulau Manus Memulai Hidup Baru di AS

Sambil berdiri di dalam sebuah kamar yang hampir kosong, Abdul Ghafar Ghulami membuka resleting tas ranselnya.

Sambil berdiri di dalam sebuah kamar yang hampir kosong, Abdul Ghafar Ghulami membuka resleting tas ranselnya.

Ia mengeluarkan tiga pasang celana, beberapa kaos, beberapa map dokumen dan kamus bahasa Inggris Oxford.

Ia menumpuk benda-benda itu di atas lantai.

"Hanya itu yang saya bawa dari Pulau Manus," katanya sambil membolak-balikkan dan menggoyang ranselnya untuk menunjukkan maksudnya itu.

Setelah menunggu 4 tahun dan 15 hari di Pulau Manus, Abdul tiba di Louisville, Kentucky pekan lalu sebagai salah satu dari 54 pengungsi pertama dari Papua Nugini dan Nauru yang dimukimkan kembali di Amerika Serikat (AS) berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh Pemerintah AS dan Australia.

Barang-barang yang dibawa Abdul adalah salah satu bentuk protes -karena ia marah atas ucapan Menteri Imigrasi Australia, Peter Dutton, bahwa para pengungsi yang meninggalkan Pulau Manus dan Nauru ke AS akan diberi celana \'jins Armani\' begitu mereka sampai di negeri Paman Sam tersebut.

"Mengapa Pak Menteri berbohong? Inilah buktinya, inilah hidup saya," katanya sambil menunjuk tumpukan barang-barangnya.

Abdul Ghafar Ghulami mengeluarkan semua barang miliknya di atas lantai.
Abdul Ghafar Ghulami mengeluarkan semua barang miliknya di atas lantai.

ABC News: Brad Fulton

Ia melihat ke lantai dan mengambil kantong plastik berperekat. Di dalamnya ada dua kartu identitas saat ia masih di rumah tahanan dan sepotong kain merah seukuran telapak tangan.

"Dari kampung halaman, saya hanya punya ini," akunya.

"Ini bukan apa-apa, hanya sepotong kain tapi karena ibu saya yang memberikannya, saya menyimpannya sampai sekarang."

Itulah satu-satunya yang ia bawa dari rumahnya di Afghanistan, negara asal yang telah ditinggalkannya lebih dari empat tahun lalu.

Disambut di AS

Apartemen di pinggiran kota Louisville yang Abdul tempati bersama dengan sesama mantan tahanan Manus, Jawad Hussain, sederhana dan perlu banyak perbaikan.

Di satu meja kopi ada kartu bertuliskan "Selamat datang di Amerika Serikat", dengan glitter berbentuk bintang berwarna merah putih dan biru yang terpasang di halaman depan.

Jawad mengatakan bahwa kartu itu berasal dari anak-anak sekolah setempat -kartu itu datang dalam paket yang mereka dapatkan dari badan amal pemukiman kembali yang membantu mereka untuk menetap.

Abdul Ghafar Ghulami masih mensyukuri pemberian ibunya di Afghanistan.
Abdul Ghafar Ghulami masih mensyukuri pemberian ibunya di Afghanistan.
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved