Harga Bawang Melambung
Produksi Bawang Goreng Turun 70 Persen
Seiring langka dan mahalnya harga bawang merah, produksi industri rumahan bawang goreng
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Seiring langka dan mahalnya harga bawang merah, produksi industri rumahan bawang goreng pun menurun hingga 60-70 persen. Para pengusaha bawang goreng merugi hingga ratusan juta rupiah.
"Biasanya, kami memproduksi tujuh ton bawang merah tiap hari. Sekarang, hanya dua sampai dua setengah ton tiap hari," ujar H Kamdan dan istrinya Emi, Purtami, pemilik CV Sumber Rejeki Bawang di pabriknya di Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Selasa (12/3/2013).
Keduanya mengaku kelangkaan itu mulai akhir Februari lalu. Padahal mereka langsung mencari bahan baku via para pengepul di sentra bawang merah, Brebes, Jawa Tengah. Mengumpulkan dua setengah ton bawang merah pun bukan hal mudah. Para tenggulak harus mengumpulkan dari beberapa tempat di Brebes.
Dari satu tempat, para pengepul hanya mampu mendapatkan sekitar empat kuintal. Jumlah itu, kata Purtami, jauh lebih sedikit daripada masa sebelum kelangkaan bawang. "Biasanya, dari satu tempat kami bisa dapat tiga ton bawang merah," kata Emi.
Pasangan suami istri itu menyatakan kelangkaan bawang merah terjadi lantaran banyak petani tidak menanam bawang. "Mereka lebih memilih untuk menanam padi selama musim hujan ini," ujarnya. Karena itu, keduanya menepis dugaan adanya pihak yang sengaja menahan distribusi bawang merah. "Lagipula, bawang merah hanya bertahan selama tiga bulan di tempat penyimpanan. Itu pun kalau tempatnya sangat memadai," kata Emi.
Kelangkaan itu membuat harga bawang untuk kebutuhan industri meningkat lima kali lipat. Sebelumnya, Kamdan dan Emi membeli bawang merah dari para pengepul dengan harga Rp 4.000-6.000 setiap kilogram. Sejak 1 Maret 2013, harga bahan bumbu ini terus meningkat.
Terakhir, pada Selasa (12/3), mereka harus mengeluarkan uang Rp 30.000 untuk membeli bawang merah dengan ukuran yang sama. Hal itu membuat usahanya merugi lantaran harga bawang goreng belum berubah. CV Sumber Rejeki Bawang adalah pemasok bawang goreng untuk sebuah industri makanan di Indonesia.
"Selisih harga pembelian bahan baku dengan hasil produksi membuat kami merugi lebih dari Rp 100 juta," ujar Kamdan. Sejauh ini, sesuai kontrak dengan mitranya, CV Sumber Rejeki Bawang masih melabeli setiap kilogram bawang goreng dengan harga Rp 32.000.
Kamdan menyebutkan kenaikan harga bawang goreng baru bisa terjadi pada awal April nanti. "Idealnya, Rp 60.000 per kilogram," katanya.
Menurut Kamdan, ada sekitar 28 industri rumahan untuk memproduksi bawang goreng di Kabupaten Kuningan. Lima di antaranya, berskala menengah. "Beberapa pabrik bawang goreng yang kecil berhenti produksi sementara waktu," ucapnya.
Bagi Kamdan dan Emi, kondisi itu penurunan produksi dan kerugian bawang goreng kali ini merupakan yang terburuk sejak pasangan itu membuka usahanya sejak 1996. Keduanya mengatakan pada 2007 industri bawang goreng mengalami hal serupa. "Saat itu, harga tertinggi hanya Rp 11.000 untuk pabrik," kata Emi.
Di Pasar Baru Kuningan, ucapnya, harga bawang merah konsumsi Rp 60.000. Suami istri itu menilai naiknya harga bawang merah merugikan semua pihak, bukan hanya pabrik bawang goreng tapi juga masyarakat umum. Itu sebabnya keduanya berharap pemerintah pusat mau mengkaji peluang impor bawang merah. (tribun jabar/tom)
Baca juga:
- Zulfah Terkejut Beli Bawang Putih
- Suzuki Bebaskan Biaya Administrasi di POM 2013
- 9 Perusahaan India dan Srilanka Ingin Datangkan Sabut Kelapa…