Sabtu, 4 Oktober 2025

Calon Presiden 2014

Pengamat: PDI Perjuangan Penentu Politik 2014

Pengamat politik Fadjroel Rachman mengatakan PDI Perjuangan dalam konteks Pemilu 2014 bukan lagi partai dengan label

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Pengamat: PDI Perjuangan Penentu Politik 2014
KOMPAS Images/ANDREAN KRISTIANTO
Warga mengantre bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo saat meninjau pengerukan Kali Pakin di Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (18/2/2013). Pengerukan sungai merupakan salah satu program unggulan Jokowi yang masuk dalam program normalisasi sungai. Di sejumlah titik, selain menambah kedalaman, sungai-sungai juga akan diperlebar sekitar 25-50 meter di kedua sisinya. KOMPAS IMAGES/ANDREAN KRISTIANTO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Fadjroel Rachman mengatakan PDI Perjuangan dalam konteks Pemilu 2014 bukan lagi partai dengan label kuda hitam, tapi justru sebagai partai yang menentukan masa depan politik ke depan.

"Karena PDI Perjuangan memiliki tokoh yang akseptabel. Produk politik yang bagus ada di PDI P dengan Jokowi," ujar Fadjroel usai diskusi hasil riset Lembaga Survei Jakarta di Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, Selasa (19/2/2013).

Menurut Fadjroel, nama Gubernur Jakarta Jokowi sudah bertengger sebagai calon presiden dari tokoh muda dan teratas, mengalahkan capres kalangan tua seperti Prabowo Subianto, Wiranto, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri.

Fadjroel mengakui, Megawati adalah toko besar sebagai pemimpin partai. Ia menjadi sentrum bagi harapan perubahan wong cilik. Seandainya Megawati legowo dan merestui Jokowi sebagai anak emas maju dalam capres, PDI P untung dobel.

Pertama PDI P sukses dengan kaderisasinya, kedua sikap dan restu Megawati kepada Jokowi sedikit banyak akan membesarkan partai berlambang banteng gemuk ini. Meski pada sisi lain, Jokowi baru saja naik sebagai Gubernur Jakarta.

"Pemimpin yang diinginkan rakyat adalah pro pada rakyat, karena menyelamatkan 250 juta rakyat Indonesia. Toh Jokowi juga menyelamatkan sembilan juta rakyat di DKI. Kalau jadi Jokowi tidak akan meninggalkan rakyat DKI Jakarta," terang Fadjroel.

Sejak Pemilu 2009 sampai menjelang 2014, masyarakat sudah mendapatkan pencerahan lewat pendidikan politik. Mereka mampu mereka, isu korupsi sangat luar biasa. Karenanya pemimpin masa depan yang diimpikan bukan yang korup.

Integritas Mahfud MD, kata Fadjroel, dianggap sudah cukup bagus karena memimpin MK. Tapi kaum tua seperti Megawati, Wiranto, Prabowo, orang akan melihat ada masalah pada sejarah masa lalunya. Baiknya legowo saja dan memberi ruang kaum muda.

"Seperti JK, orang baik. Tapi dia bagus menjadi pertimbangan presiden. Jadi dia menjadi orang yang tetap diperhitungkan menggunakan kebijakan-kebijakan lalu nasehat-nasehatnya. Pemipin itu mundur secara legowo, jadi ciri khas kepemimpinan. Termasuk juga legowo menerima Jokowi satu calon dmasa depan," tukasnya.

Klik:

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved