'Kami Tak Punya Pelampung'
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung ternyata tak memiliki pelampung yang dapat

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung ternyata tak memiliki pelampung yang dapat sewaktu-waktu mereka gunakan untuk mengevakuasi korban banjir yang hingg Jumat (15/2/2013) masih terjadi di Kecematan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Marlan, selain tidak memiliki pelampung, pihaknya juga kekurangan perahu kecil, ban, dan alat dayung. Padahal, di lokasi banjir, ketinggiuan air di atas 1,5 meter.
"Proses evakuasi, sesuai prosedur tetap harus menggunakan pelampung. Tidak hanya petugas yang melakukan evakuasi, tetapi juga masyarakat yang dievakuasi harus menggunakan pelampung. Kami tak punya pelampung sama sekali," ujarnya kepada Tribun, kemarin.
Pihaknya, kata Marlan, sudah mengajukan agar kebutuhan tersebut dialokasikan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Bandung tahun ini. "Namun karena defisit, alokasi anggaran untuk pelampung yang kami ajukan pada APBD itu ditiadakan. Sedangkan perahu kecil, baru mau diajukan sebanyak tiga unit," ujarnya.
Untuk tiga unit perahu kecil itu, lanjut Marlan, pihaknya mengajukan anggaran Rp 150 juta. "Kalau untuk dayung dan ban, ya masih swadaya. Sebagian besar sudah berada di lapangan untuk digunakan. Sementara hanya itu kendalanya. Mengenai obat-obatan, sudah ada bantuan dari Kementerian Kesehatan," ujar Marlan.
Mulai Jumat (15/2), status tanggap darurat ditetapkan di Kabupaten Bandung Penetapan status ini akan diberlakukan sampai 21 hari ke depan, karena diperkirakan intensitas hujan akan berlangsung sampai April.
Marlan mengatakan, pihaknya sudah mengajukan anggaran sebesar Rp 247 juta. Anggaran itu dipergunakan pemenuhan logistik kepada pengungsi. "Pengungsi akan makan dua kali sehari, satu kali makan Rp 6.000. Itu untuk sekitar 1.000 orang. Tapi jumlah pengungsi semakin bertambah. Saat ini paling tidak mencapai 1.600 pengungsi, yang tersebar di Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang," katanya.
Dia menambahkan, sampai saat ini kondisi genangan air terus naik. Total jumlah rumah yang terendam dari Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Bojongsoang, tercatat mencapai 15 ribu unit. Sebagian besar di antaranya berasal dari Baleendah.
"Kalau sudah tanggap darurat, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) harus turun. Kami sudah buka dapur umum. Kalau nanti alokasi tanggap darurat kurang, bisa menggunakan belanja tak terduga (BTT) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang disiapkan sebesar Rp 17 miliar pada tahun ini," ujar Marlan.
Baca juga: