Curhat Gagal Menikah, Arsitek Nekat Gantung Diri
Menurut curahan hati yang digoreskan di atas kertas ini, jalinan asmaranya kandas akibat usaha yang digeluti Sucianto mengalami penurunan.
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG PANDAN –Niat Harman (56) memperbaiki rumah kosong milik Sukirman, warga Membalong, Kabupaten Belitung terhenti. Ketika memasuki halaman rumah di Jalan Jendral Sudirman RT 40/13, Simpang Membalong, Tanjungpandan, Rabu (13/2) pagi, Harman melihat sesosok mayat tergantung di teras samping.
Harman ketakutan dan berlari berbalik arah menuju rumah tetangga. Warga Dusun Badau, Kecamatan Badau ini menceritakan kepada warga sekitar tentang apa yang dilihatnya. Lokasi rumah yang akan diperbaiki Harman berada di daerah depan Kantor BRI Unit Simpang Membalong.
"Aku biasa naik motor ke sini. Baru masuk sedikit, ngerem mendadak aku. Kaget aku lihat itu (mayat tergantung). Aku ketakutan lari ke rumah sebelah, lapor ke Ketua RT 15," papar Harman kepada Pos Belitung, Rabu (13/2).
Harman tidak mengenal mayat yang tergantung itu. Jenazah laki-laki berambut kribo tergantung pada seutas tali berwarna kuning. Mayat mengenakan kemeja, celana jeans dan sepatu vantofel warna hitam.
Harman adalah tukang bangunan yang mendapat tugas dari Sukirman untuk memperbaiki rumah yang telah lama kosong itu.
Polisi yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi dan melakukan identifikasi. Tubuh mayat masih hangat dengan lidah tergigit dan mengeluarkan kotoran. Belakangan sesosok mayat tersebut diketahui bernama Sucianto Nugroho (24).
Di kartu tanda penduduknya, Sucianto tercatat sebagai warga Jalan Amperan RT 16, Desa Bukuan, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu merupakan tamu salah satu hotel berbintang di Tanjungpandan. Bujangan ini dikenal sebagai seorang arsitek.
Di kamar hotel tempatnya menginap, polisi menemukan beberapa surat wasiat yang ditujukan ke pacar dan ibu Sucianto, serta pemilih hotel tempatnya menginap. Sucianto sempat menitip pesan kepada pemilik hotel untuk membantu mengirim jenazahnya ke kampung halaman Sucianto di Jawa Timur.
Surat pertama ditujukan kepada kekasihnya bernama Rini Nuraini Susanti. Dalam surat berjudul gagal menikah ini terungkap antara Sucianto dan Rini Nuraini Susanti pernah menjalin kisah asmara.
Menurut curahan hati yang digoreskan di atas kertas ini, jalinan asmaranya kandas akibat usaha yang digeluti Sucianto mengalami penurunan. Sehingga Rini Nuraini Susanti memilih menikah dengan orang lain. Ucapan selamat bertuliskan 'Selamat menempuh hidup baru ya bunda, semoga bunda bahagia' juga tertulis dalam surat ini.
Pesan berikutnya ditujukan kepada ibunya. Dalam surat ini tertulis, Sucianto memohon maaf kepada ibunya karena telah mengecewakannya. Karena tindakan mengakhiri hidupnya sendiri.
Tulisan ketiga ditujukan kepada pemilik hotel tempatnya menginap. Sucianto meminta maaf karena telah merepotkannya dengan tindakan yang diambil. Ia juga meminta agar jenazahnya diurus dan dimakamkan di Bojonegoro, Jawa Timur. Bojonegoro merupakan tempat kelahiran Sucianto.