Batik Sederhana Berkesan Glamour Etnik
Sentuhan keanggunan bertema "Glamour Etnik" ditampilkanlewat rancangan batik karya desainer Donna Assegaf.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Theresia T Andayani
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Sentuhan keanggunan bertema "Glamour Etnik" ditampilkanlewat rancangan batik karya desainer Donna Assegaf.
Donna menampilkan lima koleksi busana malam yang terbuat dari batik sutera asli Pekalongan. Bermotif kontemporer, Donna bermain dengan teknik cutting yang khas, di mana batik yang sederhana menjadi tampak anggun dan elegan.
"Karena masih bertema Imlek, baju batik rancangan saya ini lebih ke arah fashion chinese. Bahan yang saya pilih sutra sifon," ucap Donna, Sabtu (9/2/2013) lalu, saat tampil pada acara Fashion Show Red & Gold Celebration di Plaza Ambarrukmo.
Untuk satu baju saja, Donna membutuhkan sehelai batik berukuran 2,5 meter hingga tiga meter. Donna banyak belajar dari orangtuanya dalam membuat batik.
Dimulai dari selembar kain putih, Donna pun belajar membatik tulis hingga menjadi batik yang siap pakai.
"Sekarang, saya sudah punya tenaga kerja khusus membatik. Kalau untuk pembuatan, maksimal tiga minggu sudah selesai," ucapnya.
Sementara itu, desainer Sutriandewi Badenoch (35) menampilkan koleksi long dress dari bahan cotton bridal, satin bridal, dan tile. Disini, Sutriandewi memakai warna merah untuk setiap koleksinya.
Ia terinspirasi oleh keanggunanan bunga mawar yang merekah pada pagi hari. Ia ingin setiap wanita yang mengenakan koleksinya bisa tampil ekspresif.
"Ada empat koleksi yang saya tampilkan, menggunakan bahan satin bridal, sehingga membuat pemakainya tampak glamour," ujarnya.