Korban Banjir Berebut Air Bersih
Ratusan rumah di Kampung Bojongsoban, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, terendam banjir bandang
* Tanggul Sungai Cikidang Jebol
TRIBUNNEWS.COM TASIKMALAYA, Ratusan rumah di Kampung Bojongsoban, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, terendam banjir bandang selama sekitar 14 jam, Minggu (27/1/2013) malam hingga Senin (28/1/2013) siang. Tidak ada korban dalam musibah itu, tapi kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Informasi yang dihimpun di lokasi musibah menyebutkan, banjir bandang disebabkan jebolnya dua tanggul yang membentengi Sungai Cikidang dengan permukiman warga. Air bah langsung melanda permukiman, sawah, dan kolam sekitar pukul 20.00, membuat warga panik dan berupaya menyelamatkan barang-barang berharga. Sebagian lagi langsung mengungsi karena ketinggian air di rumah mereka lebih dari dada orang dewasa.
Ketinggian banjir sendiri diketahui mulai setinggi lutut orang dewasa hingga kedalaman lebih dari 2 meter, tergantung lokasi rumah warga. "Rumah saya terendam hingga sebatas leher," ujar Nenek Cocoh (65), warga RT 03 Kampung Bojong Soban. Lokasi RT 03 termasuk paling parah terendam banjir.
Cocoh menuturkan, saat air sungai masuk ke rumahnya, ia bersama anggota keluarganya berupaya menyelamatkan barang-barang berharga ke atas lemari. Tapi air terus meninggi. Dalam kondisi cukup gelap, ia bersama keluarganya akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke tempat aman di Kampung Banjarsari.
"Saya tidak memedulikan lagi barang di rumah. Kami semua meninggalkan rumah untuk menyelamatkan diri karena khawatir malah tenggelam. Pada saat itu ketinggian air sudah mencapai leher saya," ujar Cocoh.
Uen (60), salah seorang tokoh warga, menuturkan, sebelum tanggul jebol terjadi hujan deras selama lima jam, mulai pukul 14.00 hingga menjelang magrib. "Air Sungai Cikidang meluap dan meluberi bagian atas tanggul setinggi 2,5 meter. Mungkin konstruksinya tidak kuat akhirnya jebol sepanjang sekitar 30 meter, dan air langsung masuk kampung," ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Kundang Sodikin, mengungkapkan, banjir merendam 250 rumah warga, 80 hektare sawah, dan ratusan kolam. "Kami bersyukur tidak sampai jatuh korban. Kerugian materi masih dihitung, tapi ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Saat ini kami tengah melakukan penanggulangan darurat," jelasnya.
BPBD mendirikan posko di lokasi aman untuk menampung warga yang masih mengungsi. "Meski air sudah surut lagi, masih ada warga yang mengungsi sambil menunggu rumah mereka dibersihkan. Kami pun membagi-bagikan air bersih dengan memasok dua truk tangki milik PDAM Tirta Sukapura masing-masing berkapasitas 5.000 liter," katanya.
Warga memang sangat membutuhkan air bersih untuk keperluan dapur karena semua sumur milik mereka turut terendam. Saat suplai air bersih datang, warga pun berebut untuk mendapatkan air bersih lebih dulu. Namun setelah ditertibkan petugas, warga pun mengantre.
Warga mengaku sangat membutuhkan air bersih karena semua sumur warga terendam banjir. Air bersih itu akan digunakan warga sebagai kebutuhan minum dan keperluan rumah tangga lainnya.
Enoh (40), salah seorang warga korban banjir, mengatakan, sumur air bersih yang dimiliki warga hampir semuanya tidak bisa digunakan karena air sumur terendam banjir. Padahal warga korban banjir membutuhkan air bersih untuk minum dan memasak serta cuci pakaian.
"Saya untuk minum dan nyuci pakaian air bersih ini. Jadi, takut keburu kehabisan airnya," ujar dia saat mengantre sembari membawa dua buah jeriken dan galon, Senin siang.
Genangan air mulai surut sekitar pukul 10.30. Namun, hingga pukul 12.00 di sebagian wilayah RT 03 masih tergenang luapan Sungai Citanduy. Sebagian anak-anak memanfaatkan air yang masih menggenang untuk bermain. (stf)
Baca Juga :