Gaji Rp 21,3 Juta per Bulan, Perawat Indonesia Makin Dipermudah Ujian
Kementerian Kesehatan Jepang mengubah sistem ujian dan lama ujian bagi para perawat dan penopang lansia Indonesia.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan Jepang mengubah sistem ujian dan lama ujian bagi para perawat dan penopang lansia Indonesia. Diharapkan dengan cara ujian yang lebih mudah dan lebih lama ini akan lebih banyak lagi para perawat yang lulus ujian nasional Jepang dalam bahasa Jepang.
Demikian ungkap sumber di kementerian kesehatan Jepang, Minggu (27/1/2013) kepada NHK TV dikutip Tribunnews.com.
Jumlah perawat dan penopang lansia Indonesia yang ikut ujian tahun ini sebanyak 322 orang. Tahun lalu sebanyak 36 orang telah lulus ujian tahapan pertama atau sekitar 38 persen dari jumlah perawat dan penopang lansia Indonesia yang ada di Jepang.
Kini ujian tertulis bahasa Jepang perawat dan penopang lansia dengan menggunakan karakter hiragana pula di atas huruf kanjinya sehingga akan semakin mempermudah para peserta ujian.
Selain itu waktu ujian juga semakin diperpanjang 1,5 kali yang dulunya hanya 3 jam 30 menit mulai tahun ini diperpanjang menjadi 5 jam 15 menit.
Kesulitan ujian perawat nasional Jepang tinggi sekali. Rata-rata yang lulus hanya sekitar 54 persen sehingga umumnya 46 persen tidak lulus setiap ujian tertulis tersebut. Namun apabila lulus ujian keperawatan nasional maka perawat dan penopang lansia Indonesia itu dapat tinggal lama sekali di Jepang karena telah memiliki lulus ujian dan punya sertifikat perawat nasional Jepang tersebut.
Akhir Maret nanti hasil ujian perawat nasional akan diumumkan. Gaji kotor mereka sekitar 200.000 yen atau sekitar Rp 21,3 juta per bulan(kurs Rp 106 per yen). Ujian dilaksanakan terpencar di 25 tempat seluruh Jepang.
INTERNASIONAL POPULER