Andai Duetkan Prabowo Subianto – Hary Tanoe

TRIBUNNEWS.COM - Di antara sekian banyak daftar nama tokoh muda nasional yang masuk bursa Calon Presiden 2014, nama Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC) - Hary Tanoesoedibjo ikut tercatat didalamnya. Mundurnya Hary Tanoe dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) memunculkan spekulasi politik baru akan hinggap ke partai politik manakah gerangan bos MNC ini? Bahkan belum apa-apa sudah ada parpol yang sudah melirik untuk menggaetnya. Maklumlah belakangan ini popularitas dan elektabilitas Hary Tanoe dalam bursa Pilpres 2014 kian hari makin melambung. Jadi tak heran bila ada parpol yang mencoba menggaetnya.

Justru yang menjadi pertanyaan, seandainya memang ada parpol yang berniat menggotong bos MNC ini maju ke Pilpres 2014, kira-kira paling pas dipasangkan dengan siapa ya? Setidaknya untuk jabatan Wakil Presiden. Karena masih belum memungkinkan untuk dimajukan dan maju jadi orang nomor satu Indonesia, kalau untuk jabatan calon Wakil Presiden Indonesia kenapa tidak!

Kita pun diingatkan kembali catatan politik Pilgub DKI 2014 yang belum lama berselang, bagaimana pasangan ganda campuran Jokowi dan Ahok yang sempat diserang oleh isu berbau sentimen promodial dan SARA ini berhasil memenangkan kompetisi pemilihan guberbur DKI. Kemenangan Jokowi – Ahok merupakan pencerminan kedewasaan warga Jakarta yang makin melek politik dalam memilih pemimpinnya.

Pemasangan duet Jokowi yang diusung oleh Megawati (PDI Perjuangan) dan Ahok yang diusung oleh Prabowo Subianto (Partai Gerindra) sebenarnya merupakan manuver politik dari sebuah strategi yang berorientasi jauh ke depan atas gagasan perubahan yang menuju pada demokratisasi Bhinneka Tunggai Ika yang dilandasi spirit multikulturalisme. Dan spirit itu berhasil direspon secara positif sebagaimana terbukti lewat pengujian hasil Pilgub DKI 2012.

Kembali kepada Hary Tanoe. Dari ilustrasi tersebut, untuk menjawab pertanyaan di atas, kira-kira siapa paling pas menjadi pasangan untuk diduetkan dengan arek Suroboyo keturunan Cina, beragama Kristen, kelahiran Surabaya, 26 September 1965 ini pada Pilpres 2014? Jawabnya tak lain ya harus Prabowo Subianto.  

Pertimbangan politisnya yaitu mengacu pada Pilgub DKI 2012. Sebagai arsitek yang mendesain Ahok dimajukan sebagai ganda campuran di Pilgub DKI 2012, kini giliran calon presiden dari Partai Gerinda ditantang keberaniannya dalam Pilpres 2014 maju dengan pola tersebut yaitu spirit multikulturalisme. Prabowo Subianto sebagai Presiden dan Hary Tanoe sebagai Wakil Presiden. Yang mana keduanya sangatlah klop, yaitu keterwakilan gabungan generasi tua dan muda yang sama-sama mendengungkan spirit gerakan perubahan.  

Pertanyaan berikutnya, atas nama spirit multikulturalisme Bhinneka Tunggal Ika adakah dan siapakah parpol yang akhirnya berani mengusung Hary Tanoe untuk dimajukan sebagai wakil presiden menjadi pendamping pasangan berduet dengan Prabowo Subianto yang digotong Partai Gerindra.  

Karena saya yakin seyakinnya bahwa saat ini soal pilihan, rakyat sudah cerdas dan dewasa, tidak mau terjebak dan terprovokasi, serta tidak mau dimanipulir dan dipolitisir oleh kepentingaan kekuasaan politik atas nama isu-isu maupun sekat-sekat sentimen politik primodialisme sempit. Rakyat tidak lagi mempersoalkan suku atau agama seseorang. Rakyat lebih membutuhkan pemimpin yang jujur, tidak korup, membawa harapan baru, pegang amanah mengabdi untuk mensejahterakan rakyat. Itu tujuan rakyat memilih pemimpinnya, siapapun itu. Semoga?!

TRIBUNNERS TERBARU