Soal Kasus Jumrida Komisi IX DPR Minta Aturan Libur Dokter Dikaji
Jumrida (27) belum juga dioperasi untuk mengeluarkan jasad bayinya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumrida (27) belum juga dioperasi untuk mengeluarkan jasad bayinya.
Sampai Kamis (3/1/2013) kemarin, ia masih terbaring di Ruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) Rumah Sakit Umum Tenriawaru Bone, Sulawesi Selatan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf mengatakan, problem terbesar di Indonesia saat ini adalah keterbatasan jumlah dokter spesialis.
"Selain jumlah terbatas,wilayah Indonesia terlalu luas akibat ledakan penduduk, sehingga tidak bisa tercukupi dan terjadi disparitas kehadiran dokter
spesialis," kata politisi Partai Demokrat yang akrab dipanggil Noriyu, ketika dihubungi wartawan termasuk Tribunnews.com, Jumat (4/1/2013).
Noriyu juga menyoroti secara mikro kasus yang terjadi di Bone. Dalam pasal 40 UU Praktik Kedokteran dijelaskan, bila dokter berhalangan menyelenggarakan praktik kedokteran, maka ia harus membuat pemberitahuan atau menunjuk dokter pengganti.
"Nah, masalahnya ini kan terjadi di daerah, mungkin dokter penggantinya enggak ada juga," ujarnya.
Noriyu meminta pihak terkait mengecek regulasi lokal Pemda Bone, tentang praktik dokter mengenai sistem rujukan rumah sakit.
"Tapi, rasanya dokter itu juga tidak bisa disalahkan, kalau dia sudah izin cuti resmi ke kepala RS. Saya sangat peduli dengan kesehatan jiwa dokter. Kalau kerja overdosis tanpa libur, justru membahayakan nyawa pasien," tuturnya.
Menurut Noriyu, solusi yang bisa dilakukan antara lain peraturan libur dokter harus dikaji, serta masalah keterbatasan SDM.
"Sistem kesehatan di Indonesia terbiasa tidak berdaya pada kendala-kendala. Kalau SDM terbatas, gunakanlah resource lain," sarannya.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, hingga sepekan sejak bayi dalam kandungannya dinyatakan meninggal, Jumrida belum juga dioperasi untuk mengeluarkan jasad bayinya.
Bayi dalam kandungan berusia sembilan bulan dari pasangan Jumrida dan Akram (30), asal Desa Congko, Kecamatan Barebbo, diketahui tidak bergerak sejak Kamis (27/12/2012), sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit pada Minggu (30/1/2012), atas petunjuk bidan desa dan pihak puskesmas. (*)