Ekspor Jambi pada November 2012 Capai 85,47 Juta Dolar AS
Nilai ekspor Provinsi Jambi bulan November 2012 mencapai 85,47 juta dolar AS.
Laporan wartawan Tribun Jambi, Hendri Dede Putra
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI -- Nilai ekspor Provinsi Jambi bulan November 2012 mencapai 85,47 juta dolar AS. Sementara secara kumulatif ekspor Jambi sejak Januari-November 2012 lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2011.
Kepala BPS Jambi, Yos Rusdiansyah, mengatakan, secara kumulatif, ekspor Jambi sejak Januari hingga November 2012 mencapai 1.624,64 juta dolar AS. Angka ini lebih rendah 25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011, yang mencapai 2.166,35 juta dolar AS.
Sumbangan terbesar kumulatif nilai ekspor Jambi berasal dari kelompok industri, yaitu 53,41 persen, diikuti sektor pertambangan dan pertanian yang masing-masing mencapai 44,96 persen dan 1,62 persen.
Secara volume, ekspor Provinsi Jambi pada November 2012 lebih rendah 46,51 persen dari bulan sebelumnya, yaitu 395,06 ribu ton pada November 2012 dari 671,30 ribu ton pada Oktober 2012. Ekspor November didominasi pertambangan sebesar 295,90 ribu ton.
Menurutnya, ekspor kelompok pertambangan pada November 2012 dari komoditi non-migas turun 93,25 persen, menjadi 7,66 juta dolar AS dengan volume sebesar 295,90 ribu ton. "Namun (ini) belum bisa dikatakan turun dibanding Oktober 2012 karena belum semua komoditi tercakup," kata Yos Rusdiansyah, dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (2/1/2013).
Yos mengatakan, ekspor menurut komoditi pertanian November 2012 sebesar 1,67 juta dolar AS, turun 29,35 persen dibanding bulan sebelumnya.
Kelompok industri menurun sebesar 1,82 persen menjadi 76,14 juta dolar AS pada November 2012. "Di antara ekspor industri yang naik adalah kayu lapis dan olahan, kertas, arang. Sedangkan minyak nabati (CPO) dan karet olahan cenderung menurun," katanya.
Secara umum, nilai ekspor Jambi November 2012 ke berbagai negara seperti Thailand dan Malasyia menurun. Sedangkan nilai ekspor terbesar bulan Oktober dan November 2012 adalah ke Thailand dengan komoditi utama migas dan miyak nabati (CPO), Jepang (seperti karet dan kayu lapis), Malasyia (minyak nabati dan batubara), Cina (pulp, karet), dan India (karet pulp, batubara).