AJI Indonesia Ingatkan Lagi Kasus-kasus Kematian Jurnalis
Jika polisi bersungguh-sungguh dan lebih profesional, kasus pembunuhan Ryo di Manado sesungguhnya dapat diungkap

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyebut tahun 2012 sebagai "tahun kekerasan struktural". Selain karena meningkatnya frekuensi kekerasan yang mengancam kebebasan, AJI juga mencatat sejumlah pelaku kekerasan adalah aparat pemerintah baik dari lingkungan sipil maupun militer.
Polisi bahkan tercatat sebagai pelaku kekerasan terbanyak kedua yakni 11 kasus, setelah aparat pemerintah (13 kasus), disusul aparat TNI 9 kasus.
"Penanganan kasus kekerasan terhadap jurnalis pun tidak dilakukan secara maksimal," kata Ketua AJI Indonesia, Eko Maryadi, dalam jumpa pers Catatan Akhir Tahun 2012 AJI Indonesia di Jakarta, Jumat (28/12/2012).
Dalam kasus pembunuhan jurnalis Metro Manado M Aryono Linggotu, Kepolisian Resor Manado enggan menelusuri kemungkinan pembunuhan itu terkait profesi Ryo sebagai jurnalis. Padahal Ryo dikenal sebagai jurnalis yang kritis meliput peristiwa kriminal di lingkungan Polresta Manado.
Sejak terbunuhnya Ryo pada 25 November 2012, polisi baru menetapkan seorang tersangka, yaitu seorang anak di bawah umur.
Menurut catatan Tribunnnews.com, AJI telah membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang beranggotakan 9 orang. TPF beranggota perwakilan anggota AJI, wartawan, mahasiswa, LBH Pers, pengacara dan akademisi.
Menurut Eko, jika polisi bersungguh-sungguh dan lebih profesional, kasus pembunuhan Ryo di Manado sesungguhnya dapat diungkap, seperti halnya keberhasilan Polda Bali pada 2009 mengungkap kasus pembunuhan wartawan Radar Bali AA Prabangsa dengan menyeret 10 pelakunya ke penjara.
Pengabaian berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis itu melanjutkan praktik impunitas yang bahkan terjadi dalam sejumlah kasus pembunuhan jurnalis lain. "Hingga kini, para pelaku pembunuhan terhadap Fuad Muhammad Syarifuddin (Udin), Naimullah, Agus Mulyawan, Muhammad Jamaluddin, Ersa Siregar, Herliyanto, Adriansyah Matra’is Wibisono dan Alfred Mirulewan tak pernah terungkap," beber Item sapaan Eko Maryadi.
Seperti diberitakan Tribunnews.com, AJI mencatat setidaknya terjadi 56 kasus kekerasan pada jurnalis selama periode Desember 2011-Desember 2012. Ini belum termasuk 12 kasus kekerasan yang terjadi di propinsi Papua.