Sabtu, 4 Oktober 2025

Uang Beredar di DIY Capai Rp 8,1 triliun

uang yang keluar dari perbankan atau outflow mencapai Rp 8,193 triliun

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Uang Beredar di DIY Capai Rp 8,1 triliun
Dok
Tumpukan dari Bank Indonesia yang siap didistribusikan

TRIBUNNEWS.YOGYA,  - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY melaporkan uang beredar di DIY masih cukup tinggi. Sejak Januari hingga November 2012 ini, uang yang keluar dari perbankan atau outflow mencapai Rp 8,193 triliun. Sementara uang yang masuk ke perbankan atau inflow  lebih tinggi yakni Rp 8,75 triliun.

"Saat ini masih terjadi nett inflow, namun diprediksi pada akhir tahun akan terjadi nett outflow dikarenakan liburan akhir tahun," ujar  Kepala Bagian Kas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Suyatno pada Sabtu (22/12/2012).

Peneliti Muda Senior KPBI DIY, Fadhil Nugroho meyakini, libur Natal dan Tahun Baru nanti akan banyak memberikan kontribusi pada outflow DIY. Hal ini dikarenakan letak Yogyakarta yang strategis sebagai destinasi wisata dan tempat singgah, sehingga akan banyak wisatawan yang mengambil uangnya di sini. Tidak jarang, uang tersebut juga digunakan untuk bertransaksi di Yogyakarta, sehingga kebutuhan uang kartal cukup tinggi saat liburan.

"Biasanya saat singgah di Yogyakarta, mereka (wisatawan -red) akan mengambil uangnya melalui ATM, kemudian melanjutkan perjalanannya ke barat atau timur Jawa," katanya.

Data KPBI DIY menyebutkan, selama 2011 lalu, outflow rata-rata per bulan menyentuh Rp 666 miliar. Angka ini naik 93,73 persen dari tahun 2010 yang hanya mencapai Rp 344 miliar. Tak hanya inflow yang meningkat, pada 2011 lalu, rata-rata kebutuhan uang kartal per bulan mencapai Rp 913 miliar. Jumlah ini naik 94,61 persen dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 469 miliar.

Untuk itu, pihaknya akan menyiapkan stok uang sebesar Rp 2,4 triliun dalam menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru kali ini. Uang ini disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan uang kartal yang diproyeksikan mencapai Rp 1,9 triliun.

Manager Operasional Kas Kantor Perwakilan BI DIY, Suyatno mengatakan proyeksi kebutuhan uang Natal dan Tahun Baru kali ini meningkat 2 kali lipat dibandingkan moment yang sama pada tahun lalu. "Pada waktu Natal dan Tahun Baru tahun lalu realisasi tercapai Rp 900 miliar, sekarang diproyeksikan naik dua kali lipat hingga Rp1,9 triliun," tambahnya.

Ia berpendapat, naiknya proyeksi kebutuhan uang kartal ini disebabkan adanya liburan panjang Natal dan Tahun Baru. Terlebih, cuti bersama tahun ini lebih panjang dari tahun yang lalu. "Jumlah yang besar ini hanya untuk berjaga-jaga, karena biasanya realisasinya tidak akan melebihi proyeksi," jelasnya.

Kali ini, BI akan menyiapkan uang pecahan dengan nominal besar. Hal ini dilakukan seiring kebutuhan masyarakat terhadap pecahan Rp 20 ribu ke atas lebih mendominasi daripada pecahan kecil. "Uang pecahan besar ini mendominasi hampir 96 persennya," katanya.

Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan BI DIY, Causa Imam Karana berpendapat, banyak pengeluaran yang dilakukan masyarakat pada akhir tahun sehingga menyebabkan kebutuhan uang kartal menjadi tinggi. Pengeluaran yang dimaksud antara lain pembayaran proyek pemerintah, bonus akhir tahun, tunjangan hari raya dan lain-lain. "Biasanya terjadi lonjakan permintaan dari perbankan dan dari masyarakat sendiri, karenanya perbankan juga diharapkan menjaga Anjungan Tunai Mandiri (ATM)-nya," paparnya. (gya)

Baca   Juga  :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved