Teroris Kabur
Cara Roki Dapatkan Baju Bercadar Sebelum Kabur
Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo teroris yang berhasil melarikan diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Selasa (6/11/2012),
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Roki Aprisdianto alias Atok Prabowo teroris yang berhasil melarikan diri dari Rumah Tahanan (Rutan) Polda Metro Jaya, Selasa (6/11/2012), memang sudah merencanakan jauh sebelumnya,
Roki lari dari tahanan dengan menggunakan pakaian cadar terinspirasi ketika banyak sejumlah orang yang sering menjenguk ke Rutan Polda Metro Jaya dengan menggunakan pakaian bercadar. Kemudian mengawali niatnya untuk melarikan diri.
ia pun meminta seseorang yang biasa menjenguknya untuk membelikan pakaian bercadar dengan alasan untuk hadiah kepada istrinya. "Proses pelarian saudara Roki informasinya dia meminta bantuan kepada orang untuk membelikan pakaian wanita, alasannya untuk diberikan kepada istri," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2012).
Hingga saat ini, kepolisian masih mendalami siapa orang yang membelikan pakaian bercadar untuk Roki sehingga sang teroris bisa kabur begitu mudah tanpa dicurigai penjaga. "Kita belum tahu apakah dalam pemberian pakaian tersebut ada persekongkolan atau hanya diperdaya saja dengan alasan untuk istri," ucap Boy.
Setelah mendapatkan baju tersebut, Roki pun mencari kesempatan disaat banyak orang yang menggunakan pakaian cadar menjenguk tahanan teroris lainnya. Kemudian, Selasa (6/12/2012) Roki mendapatkan kesempatan tersebut, Roki begitu cepat berganti pakaian dengan pakaian cadar kemudian bergabung dengan para penjenguk bercadar yang mengunjungi pelaku teror yang berada di samping tahanan Roki.
Menurut Boy, meskipun berbeda sel, tetapi setiap tahanan bisa masuk ke ruang pembesuk dan memang selama ini seperti itu. "Ia ikut dengan pembesuk salah satu napi yang ada disitu juga, mereka membesuk salah satu orang yang berada di sebelah selnya Roki," ungkapnya.
Tanpa memiliki kendala, Roki mampu melewati pemeriksiaan yang berada di Rutan tersebut tanpa ada kecurigaan dari petugas yang berjaga saat itu. Namun sayang, Boy tidak menjelaskan ke mana saja Roki bersembunyi setelah keluar dari Rutan Polda Metro Jaya. "Hal itu belum saya dapatkan, baru informasi bagaimana ia mendapatkan pakaian tersebut," ujar Boy.
Meskipun demikan, sistem pengamanan di Rutan Polda Metro Jaya tetap dilakukan seperti biasa dengan menghormati hak-hak orang yang akan menjenguk tahanan teroris. Tetapi sitem pengamanannya saja yang ditingkatkan. "Ini kan baru pertama kali, ini akan menjadi pelajaran bagi kita," ungkapnya.
Roki merupakan teroris yang divonis enam tahun penjara, ia berhasil kabur dari tahanan ketika sejumlah orang melakukan kujungan ke rumah tahanan yang memang dikhususkan untuk para teroris.
Saat itu, Selasa (6/11/2012) sekitar pukul 13.00 WIB ada sejumlah orang datang ke rumah tahanan yang terletak dilantai empat Polda Metro Jaya.
Roki divonis bersama enam terdakwa teroris kelompok Klaten lainnya yaitu Yudo Anggoro, Nugroho Budi Santoso, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, dan Agung Jati Santoso oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada Kamis (08/11/2011).
Roki sebagai otak kelompok teroris Klaten diganjar hukuman penjara selama 6 tahun. Sedangkan Yudo Anggoro, Nugroho Budi Santoso, Tri Budi Santoso, Joko Lelono, dan Agung Jati Santoso masing-masing divonis 5 tahun penjara.
Kelompok teroris pimpinan Roki Aprisdianto pernah melakukan aksi teror bom di beberapa tempat di Klaten pada November hingga Desember 2010. Beberapa tempat yang menjadi sasaran bom kelompok Klaten ini di antaranya tiga pos Polisi, dua buah Gereja, dan sebuah Masjid dengan tujuan untuk menyebar fitnah.
Klik: