Jumat, 3 Oktober 2025

Ruhut Dicopot dari Partai Demokrat

Ruhut: Aku Tetap Minta Anas Mundur!

Menurut Ruhut Sitompul pemecatan dirinya dikarenakan putusan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Ruhut: Aku Tetap Minta Anas Mundur!
Net
Ruhut Sitompul

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat mendepak Ruhut dari jabatannya Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi. Ruhut kini hanya menjabat sebagai anggota Komisi III DPR saja.

Ruhut lalu angkat suara. Menurutnya, pemecatannya tersebut dikarenakan putusan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.

"Anas makin gali lobangnya. Aku tetap minta dia harus legowo mundur, daripada hancur citra partai kami. Aku yakin tinggal menghitung hari," ujar Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (14/12/2012).

Ruhut mendapat kabar bahwa Anas mengadakan pertemuan dengan Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Disana, kata Ruhut, Anas meminta kepada SBY untuk memecatnya. Namun SBY menolaknya.

"Yang harus pecat kan Pak SBY, dia (Anas) lawan Pak SBY. Sudewo kan dipecat SBY tapi diangkat kembali, itu kan lawan SBY," imbuhnya.

Ruhut mengaku tidak sedih dengan pemecatannya tersebut. Justru ia senang dengan keputusan tersebut.

"Aku makin beken dan aku makin ukur kekuatan. Justru banyak yang nawarin aku pindah partai," kata Ruhut.

"Ada partai yang dukung aku dan mau rangkul aku di partainya. Mereka sampai bilang mari kita gulingkan Anas. Kalau perlu abang jadi ketumnya," tambahnya.

Ruhut mengaku Anas telah membuat susunan kepengurusan yang baru. Namun, ia belum mendapat surat keputusan tersebut. Ruhut menyerahkan keputusan tersebut kepada SBY. Menurutnya, Demokrat akan mengalami kerugian besar bila ia diturunkan.

"Kapal karam orang-orang Nazar disebut Nazar, cuma aku yang pasang badan. Anas gali lobang sendiri. Dia kebakaran jenggot. Apalagi dia pernah bilang gantung di Monas," ujarnya.

Anas menegaskan bila Anas juga tidak mundur maka Demokrat akan kalah di 2014. Ia pun mengingatkan adanya sanksi sosial dari masyarakat.

"Sanksi sosial kan seumur hidup. Ini berat, harus kerja keras dan enggak mudah. Kalau setahun lalu berbenah mungkin bisa," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved