Waskita Karya Anggarkan Belanja Modal Rp 559 miliar
PT. Waskita Karya Tbk anggarkan dana sebesar Rp 559 miliar untuk belanja modal tetap dan pengembangan usaha pada tahun depan.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT. Waskita Karya Tbk anggarkan dana sebesar Rp 559 miliar untuk belanja modal tetap dan pengembangan usaha pada tahun depan.
Jumlah ini terdiri dari Rp 150 miliar untuk revitalisasi alat berat Dan sekitar Rp 409 miliar untuk pengembangan perseroan. Waskita juga akan memperbaiki kondisi alat-alat berat dengan konsisten pada bidang konstruksi.
Direktur Utama Waskita, M. Choliq, mengatakan dana pengembangan perseroan akan digunakan untuk pembangunan pabrik beton, properti dan jalan tol. Dananya bersumberkan dari target penawaran saham perdana (IPO) perseroan yang akan diraih sebesar Rp 1,17 triliun.
"Melalui dana ini kami akan kembangkan proyek multi years dalam beberapa tahun ke depan sehingga akan mencukupi permodalan pada masa mendatang," katanya di Jakarta (13/12/2012).
Sedangkan untuk tahun depan perseroan menargetkan akan mendapatkan nilai kontrak sebesar Rp 21 triliun.
Perolehan ini diharapkan membantu mendongkrak laba bersih Waskita setelah go public di akhir tahun ini. Kontrak kerja di 2013 terdiri dari kontrak baru senilai Rp 14 triliun dan sisanya merupakan kontrak carry over (peralihan) dari tahun sebelumnya.
Ia mengatakan sebagai perusahaan yang sahamnya dominan dimiliki negara, Waskita akan mengerjakan proyek APBN dan APBD dengan proporsi 40 persen, proyek BUMN 25-30 persen, dan sisanya proyek swasta.
Angka ini naik 19,79 persen dibandingkan target pendapatan tahun ini yang sebesar Rp 9,6 triliun. Sedangkan nilai keseluruhan kontrak kerja di tahun 2012 hanya Rp 17 triliun-Rp 18 triliun.
Dengan kenaikan pendapatan, Waskita pun optimistis meraih laba bersih Rp 360 miliar tahun depan, atau naik dari target tahun ini yang berjumlah Rp 250 miliar. Per Oktober, laba bersih Waskita mencapai Rp 131 miliar.
Chaliq juga mengklaim bahwa secara market share Waskita sudah menduduki peringkat satu, dengan porsi proyek lebih dari 1 persen. "Jika dibandingkan dengan 100 ribu perusahaan konstruksi lainnya, market share 1 persen lebih merupakan yang terbaik," jelasnya
Meski begitu, ia mengakui bahwa Waskita memiliki level leverage atau tingkat utang yang cukup tinggi. Padahal, semakin tinggi leverage, resiko perusahaan juga semakin tinggi. Oleh karena itu, tahun depan setelah go public, Wakista akan berfokus pada perbaikan struktur modal untuk memperbaiki leverage. (*)
BACA JUGA: