64 WNA Penipu Dideportasi ke China dan Taiwan
Direncanakan 64 Warga Negara China dan Taiwan yang ditangkap Bareskrim Polri kemarin, Kamis (6/12/2012) di Jakarta Barat akan dideportasi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direncanakan 64 Warga Negara China dan Taiwan yang ditangkap Bareskrim Polri kemarin, Kamis (6/12/2012) di Jakarta Barat akan dideportasi dan proses hukumnya akan dilakukan lebih lanjut di negaranya masing-masing.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto mengungkapkan bahwa penangkapan tersebut berdasarkan permintaan dari pihak kepolisian China dan Taiwan pada 23 November 2012 melalui interpol yang meminta bantuan kepada Polri untuk melakukan perburuan sindikat ilegal gabungan China dan Taiwan.
“Selanjutnya Bareskrim melakukan penyelidikan dan 6 Desember 2012 dilakukan penangkapan,” kata Agus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (7/12/2012).
Terang perwira menengah ini, karena locus delicti bukan di Indonesia tetapi di negara lain, sehingga pihak Polri tidak dapat memproses secara hukum terhadap 64 warga negara asing yang melakukan kejahatan penipuan dan pemerasan.
“Kita lakukan penangkapan selanjutnya koordinasi untuk deportasi,” ucap Agus.
Dalam penangkapan, tim Bareskrim menyita barang bukti untuk melakukan kejahatan penipuan dan pemerasan tersebut di antaranya 17 laptop, 48 telepon, 11 HP, 56 paspor, uang 35 juta, boarding pass, kalkulator, dan sim card.
“Sampai sekarang masih diperiksa di Bareskrim, karena tidak semua bisa berbahasa Indonesia sehingga kita pun mendatangkan dari pihak Imigrasi,” ungkap Agus.
Modus operandi kejahatan yang mereka lakukan terhadap warga negara Taiwan dan China yang berada di China dan Taiwan dengan menawarkan penjualan produk makanan.
“Tapi yang dijual adanya di Taiwan maupun China. Makanya dikatakan kejahatan transnational,” ujarnya.
Modus lain, para pelaku mengaku pejabat negara setempat, misalnya, polisi dan kejaksaan, dengan maksud untuk melakukan pemerasan.
“Sehingga kalau ada korban kasus, mereka mengaku siap berikan bantuan dengan sejumlah uang,” ujar Agus.