Lampung Butuh 29.100 Kl Solar
Lampung membutuhkan tambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi sebanyak 29.100 kiloliter (kl

TRIBUNNEWS.COM LAMPUNG - Lampung membutuhkan tambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) solar bersubsidi sebanyak 29.100 kiloliter (kl) untuk mencukupi kebutuhan hingga 31 Desember 2012. Tambahan diperlukan karena saat ini kuota solar subsidi yang tersisa hanya 15.527 kl. Tanpa tambahan, jumlah itu hanya cukup untuk kebutuhan warga Bumi Ruwa Jurai sampai 11 Desember saja.
Menurut External Relation PT Pertamina Sumatera Bagian Selatan Rico Raspati, rata-rata kebutuhan per hari solar di Lampung dengan menggunakan penghitungan penyaluran solar selama Januari-November 2012 adalah 1.455 kl. "Jika dihitung menggunakan kebutuhan rata-rata 1.455 kl per hari, sisa kuota kita hanya akan cukup sampai 11 Desember," kata Rico kepada wartawan di kantor Pertamina Bandar Lampung, Jumat (30/11/2012).
Meski stok tidak mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun, menurut Rico, Pertamina tetap akan menyalurkan solar subsidi sesuai kebutuhan. Ia menjelaskan, kuota solar untuk Lampung sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2012 mencapai 500.933 kl. Jika kuota tersebut tidak mencukupi hingga akhir tahun, maka biaya penambahan kuota akan menjadi tanggung jawab Pertamina.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan kuota solar tambahan sebanyak 29.100 kl? Jika dihitung dengan patokan harga subsidi Rp 4.500 per liter, maka Pertamina harus menanggung biaya sekitar Rp 130 miliar. Tapi, jika dihitung dengan harga solar nonsubsidi yakni sekitar Rp 10 ribu, Pertamina harus menanggung biaya sebanyak Rp 291 miliar.
Terkait dana tambahan tersebut, Rico mengatakan, Pertamina masih berupaya meminta persetujuan pemerintah pusat dan DPR agar mendapat kucuran dana di luar anggaran yang telah ditetapkan dalam APBNP 2012. "Jika kuota tambahan disetujui, pemerintah pusat akan memberikan penambahan dalam bentuk dana di anggaran. Jadi sekarang kami juga belum tahu, apakah penambahan kuota itu sepenuhnya menjadi tanggungan Pertamina atau pemerintah," katanya.
Menurut Rico, kalaupun usulan penambahan kuota solar bersubsidi tidak bisa dilaksanakan pada 2012, Pertamina bisa mengajukannya lagi pada tahun 2013. "Bisa saja nanti kami ajukan pada 2013. Nanti kan pasti Pertamina akan diaudit, bener nggak kuota BBM jebol. Berapa overkuotanya. Nanti kita bisa ajukan lagi penambahan anggaran sesuai hasil audit tersebut," imbuh Rico.
Premium Aman
Sales Representatif I PT Pertamina Lampung Deny Sukendar mengungkapkan, penyaluran BBM bersubsidi di Lampung pada dasarnya telah melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah. Tapi, karena melihat kondisi di masyarakat yang berpotensi menimbulkan gejolak dan kerawanan sosial, Pertamina memutuskan menghentikan kebijakan pengendalian BBM subsidi dan kembali menyalurkan solar sesuai kebutuhan.
Hingga 29 November ini, Pertamina Lampung telah menyalurkan solar subsidi sebesar 485.676 kl dari total kuota 500.933 kl. Sedangkan untuk premium, kuota yang sudah tersalurkan 713.373 kl dari total kuota 787.762 kl. "Kalau untuk premium, kuota kita aman sampai akhir tahun. Saat ini tersisa 74.389 kl. Dengan rata-rata penyaluran sebesar 2.100 kl sehari, maka stok premium kita akan cukup sampai akhir tahun," papar Deny.
Overkuota 12 Persen
Potensi peningkatan kuota BBM di Lampung selama lima tahun terakhir menunjukkan rata-rata overkuota BBM jenis premium sebesar 12 persen per tahun. Sedangkan untuk solar, peningkatan kuota mencapai tujuh persen per tahun.
"Berdasarkan tren peningkatan BBM dari 2007-2011, overkuota premium bersubsidi mencapai 12 persen setahun. Sedangkan untuk solar 7 persen setahun," kata Rico Raspati.
Karena itu, untuk mengantisipasi overkuota BBM bersubsidi agar tidak terulang lagi, pemerintah harus memberi tambahan kuota untuk Lampung sebesar 12 persen untuk premium dan 7 persen untuk solar. "Tapi itu semua tergantung pemerintah pusat dan DPR," katanya.(her)
Baca Juga :
- Pembangunan Stadion Gedebage Rampung Tahun Depan 6 menit lalu
- Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar Luncurkan Kancing Merah 14 menit lalu
- Buronan Kasus Pembunuhan Diringkus di Bandara Soekarno-Hatta 24 menit lalu
- Minta Mahasiswa Teliti Kode Etik Penyelenggara Pemilu 32 menit lalu