Kasus Plat Nomor
Pelaku Korupsi Plat Nomor Sama dengan Simulator
Setelah ramai kasus dugaan korupsi pengadaan alat Simulator mengemudi kendaraan roda dua dan empat untuk pembuatan SIM, rupanya masih

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah ramai kasus dugaan korupsi pengadaan alat Simulator mengemudi kendaraan roda dua dan empat untuk pembuatan SIM, rupanya masih ada kasus lainnya yang lebih besar di Korps Lalu Lintas Polri yang kini disidik pihak Bareskrim Polri.
Kasus tersebut adalah dugaan korupsi dalam pengadaan alat pembuatan Plat Nomor Kendaraan Bermotor (PNKB) dengan jumlah dana proyek yang tak kalah besar dengan kasus Simulator SIM yang hanya mencapai Rp 190 miliar.
Menurut Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri para pelaku kasus pengadaan alat percetakan plat nomor kendaraan bermotor sama dengan pelaku pengadaan alat simulator SIM.
"Masih belum (bisa diungkapkan tersangkanya) karena ini sedang diambil KPK. Pelakunya itu-itu juga, penyelenggaranya di pengadaan di sana (Korlantas) itu juga. Itu sebetulnya rangkaian-rangkaian," ungkap Sutarman di Lapangan Bhayangkara Polri, Jakarta Selatan, Sabtu (10/11/2012).
Terang Sutarman kasus pengadaan alat percetakan plat nomor dan kasus pengadaan alat simulator mengemudi sebetulnya berkaitan, tetapi melihat perkaranya tentu saja berbeda karena meskipun pelakunya sama tetapi proyeknya berbeda.
"Yang kemarin simulator beda lagi. Kejahatan itu ada locus delicti dan tempus delictinya (tahun, waktu)," ungkapnya.
Berdasarkan penelusuran Tribun sebelumnya, pabrik pembuatan plat nomor terletak di RT 02/01 Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Bekasi. Pabrik tersebut menurut warga sekitar merupakan milik Primkoppol Korlantas Polri.
Bahkan, beberapa warga pun pernah ikut selametan di pabrik tersebut beberapa bulan sesudahnya melihat ada plang nama Primkoppol. Satu dua warga yang ditemui Tribun dekat pabrik mengakui itu milik Primkoppol dan mencetak plat nomor kendaraan bermotor.
"Jumlah karyawan tak sampai 50 orang. Tapi ritme mereka bekerja dibagi dalam tiga shift. Beberapa kali mobil polisi mengontrol pabrik. Kan itu pabrik itu punya polisi juga," terang warga yang minta identitasnya dirahasiakan.
Klik: