Konsumsi Rokok di Jabar Tersedot Konsumsi Daging dan Pakaian
Indeks konsumsi koran (surat kabar) di Jabar pada triwulan III-2012 mengalami penurunan dibanding
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Indeks konsumsi koran (surat kabar) di Jabar pada triwulan III-2012 mengalami penurunan dibanding triwulan II-2012. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks konsumsi koran pada triwulan III-2012 hanya 92,66 atau paling rendah di antara indeks konsumsi nonmakanan. Padahal pada triwulan II-2012, indeks konsumsi koran di Jabar 113,74.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Jabar, Ade Rika Agus mengatakan, menurunnya indeks konsumsi pembelian koran pada triwulan III-2012 diduga karena tersedot pengeluaran makanan. Sebab triwulan III-2012 bersamaan dengan Ramadan dan Idulfitri, di mana masyarakat cenderung lebih mengutamakan berbelanja makanan ketimbang kebutuhan lain. "Koran jadi terimbas," kata Ade dalam rilis indeks tendensi konsumen (ITK) triwulan III-2012 di Kantor BPS Jabar.
Dalam kelompok nonmakanan, indeks konsumsi kesehatan juga tergolong rendah di triwulan III-2012n yakni 93,67. Sementara tertinggi ada pada pakaian, dengan indeks mencapai 130,61, disusul rekreasi (113,02) dan pendidikan (110,31).
Sementara di kelompok makanan, yang mengalami penurunan drastis adalah konsumsi rokok. Pada triwulan II-2012, indeks konsumsi rokok mencapai 113,90 atau tertinggi di antara yang lain, sedangkan pada triwulan III-2012 ini, indeks konsumsi rokok menurun menjadi 99,97. Indeks konsumsi paling rendah tetap dipegang susu yakni 96,7. "Mungkin karena Ramadan pula banyak orang yang puasa sehingga konsumsi rokok menjadi berkurang," ujar Ade.
Pada kelompok makanan, indeks konsumsi tertinggi dipegang daging sapi (113,1), disusul buah-buahan (112,51), dan sayur (112,05). Ini juga diduga berkaitan dengan Ramadan dan Idulfitri pada Juli-Agustus 2012, sehingga konsumsi daging sapi, buah dan sayur menjadi tinggi.
Ade menyebutkan, ITK Jabar pada triwulan III-2012 sebesar 110,72 atau lebih tinggi dari ITK triwulan II-2012 yang besarannya 108,98. "Dengan begitu, artinya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan ini membaik dari triwulan sebelumnya. Tingkat optimisme konsumen lebih tinggi jika dibandingkan dengan triwulan II-2012," kata Ade.
Menurut Ade, kondisi ekonomi konsumen di Jabar membaik terutama didorong oleh peningkatan pendapatan rumah tangga. Selain itu juga disebabkan oleh tidak adanya pengaruh inflasi terhadap konsumsi makanan sehari-hari.
Ade mengatakan, BPS memprediksi, nilai ITK Jabar pada triwulan IV-2012 sebesar 108,18. Artinya ekonomi konsumen tetap baik karena angkanya di atas 100, sedangkan optimisme konsumen lebih rendah dari triwulan III-2012 (nilai ITK lebih rendah dari triwulan III-2012 sebesar 110,72). Terkait prediksi penurunan nilai ITK pada triwulan IV-2012, Ade mengatakan trennya memang seperti itu. Setiap tahun, nilai ITK triwulan III selalu di atas triwulan lainnya.