Sabtu, 4 Oktober 2025

Pemerintah Birma akui ada pembakaran di Rakhine

Pembakaran besar-besaran itu membuat sejumlah desa dan kota di negara bagian Rakhine tak bersisa sementara korban warga Muslim diduga lari ke laut.

Pemerintah Birma mengakui terjadi penghancuran besar-besaran terhadap wilayah di bagian barat negeri itu akibat kekerasan etnis.

"Terjadi insiden dimana seisi desa dan sebagian kota dibakar habis di Negara Bagian Rakhine," kata juru bicara Presiden Thein Sein kepada BBC.

Pernyataannya muncul setelah lembaga kemanusiaan Human Rights Watch merilis serangkaian foto satelit yang menunjukkan hancurnya ratusan bangunan, dan itu baru di kota pesisir Kyaukpyu saja.

Laporan HRW menyebut korban kasus kekerasan ini adalah kelompok Muslim Rohingya, yang jadi sasaran tindakan brutal kelompok non-Muslim.

Juru bicara presiden, Zaw Htay kepada BBC mengatakan pemerintah memperketat pengamanan di wilayah Rakhine, yang juga dikenal sebagai daerah Arakan.

"Jika dipandang perlu, kami akan kirim lebih banyak tentara dan polisi untuk mengembalikan stabilitas," janjinya.

Ketegangan sudah lama terjadi antara warga etnis Rakhine, yang menjadi mayoritas warga Negara Bagian Rakhine, dan kelompok Muslim, sebagian besar dari etnis Rohingya dan tak punya kewarganegaraan.

Menurut pemerintah Birma suku Rohingya adalah pendatang haram sementara secara umum, golongan etnis ini dimusuhi warga setempat.

Tinggal tiang

Foto satelit yang dirilis HRW, lembaga yang berasal dari AS, menunjukkan rekaman keadaan distrik Kyaukpyu pada tanggal 9 Oktober, serta 25 Oktober.

Pada 9 Oktober, ratusan rumah berhimpitan dapat dilihat di semenangjung, begitu pula barisan rumah-rumah kapal di sepanjang pesisir bagian utara.

Namun pada foto yang diambil Kamis (25/10) lalu, tinggal nampak beberapa buah kapal sementara distrik seluas 35 hektar ini nampak hampir kosong tanpa rumah.

Tentara Birma

Pemerintah pusat mengirim tentara dan polisi serta menerapkan jam malam.

HRW memperkirakan sebagian besar warga menyelamatkan diri ke laut.

Seorang wartawan lokal yang mengunjungi lokasi ini mengatakan pada BBC siaran Burma bahwa lokasi ini dibakar habis, beberapa bangunan tinggal berwujud puing hangus.

Di satu distrik dimana sebelumnya diduga dihuni lebih dari 3.000 orang, yang tersisa tinggal tiang-tiang gosong bekas rumah dan arang dari pokok pohon.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved