Renyahnya Bisnis Permainan Anak Chipmunk
Chipmunks Playland & Cafe merupakan salah satu bisnis permainan anak waralaba dari New Zealand

TRIBUNNEWS.COM JAKARTA –Lahan tempat bermain bagi anak- anak di kota besar pada umumnya semakin sempit. Sehingga tidak mengherankan bila belakangan ini bisnis tempat bermain bagi anak-anak terus berkembang.
Chipmunks Playland & Cafe merupakan salah satu bisnis permainan anak waralaba dari New Zealand menggunakan maskot bergambar tupai lucu bernama Charlie.Sejarah dari Chipmunks Playland & Cafe yang memiliki gerai perdananya 15 tahun lalu di New Zealand ini terinspirasi dari tingkah sang pendiri, Lance Spence, semasa kecil.
Di Indonesia menurut Direktur Master Franchise Lanny Kwandy pada kesempatan peresmian , Chipmunks Playland & Café yang ke tujuh di Kota Casablanca , Jakarta Selatan , Minggu (14/10/2012) telah hadir di beberapa kota antara lain di Surabaya, Banjarmasin, Bekasi, Serpong dan Jakarta.
Chipmunks, salah satu arena bermain anak-anak yang juga sekaligus menyuguhkan kafe untuk orang tua serta tempat untuk berbagai event.
Bisnis permainan dari negara Selandia Baru ini, diprediksikan akan booming di Indonesia, karena selain populasi di Indonesia sangat besar, hiburan untuk keluarga juga masih sangat minim.
Dikatakan Lanny Kwandy . “Saya optimis akan sukses di Indonesia karena selain populasi di Indonesia sangat tinggi, warga muda-nya juga banyak disamping hiburan untuk keluarga juga masih sangat berkurang,” ujarnya.
Menurut Lanny, konsep gerai Chipmunks terdiri dari tempat bermain untuk anak-anak, kafe untuk orang tua serta tempat untuk event. “Jadi selain untuk bermain, gerai Chipmunks juga bisa untuk acara ulang tahun, event seperti seminar serta sebagai café untuk orang,” tambah dia.
Untuk itu, gerai Chipmunks memiliki kapasitas 2300 orang, dengan pembagian, untuk kafe bagi orang tua bisa untuk 300 orang, untuk seminar bisa menampung hingga 500 orang, sementara untuk arena bermain anak-anak bisa menampung hingga 500 anak.
Megahnya konsep gerai Chipmunks, sebanding dengan investasi yang harus dikeluarkan. “ Bila konsep gerai seperti di Bekasibisa menghabiskan investasi hingga Rp 7 milyar,” kata Lanny. Sementara untuk calon franchisee yang mau bergabung, bisa menghabiskan dana mulai dari Rp 5 hingga Rp 7 milyar.
Sedang untuk royality franchise hanya dikenakan 50 ribu dollar Amerika unuk masa 5 hingga 10 tahun dan diiakui Lina melalui bisnis permainan anak , dalam waktu tempo tiga tahunan pelaku bisnis ini sudah akan memperoleh Break Event Point (BEP)