Hukuman Mati
DPR akan Gunakan Interpelasi Jika Presiden Obral Grasi Lagi
Presiden, Bambang mengingatkan, mestinya lebih peduli pada kerusakan dahsyat akibat penyalahgunaan narkoba di tengah masyarakat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menyatakan, DPR tidak tertutup kemungkinan akan menggunakan hak interpleasi, jika Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono tidak segera mengerem obral grasi kepada terpidana narkoba, apalagi atas nama alasan kemanusiaan.
Presiden, Bambang mengingatkan, mestinya lebih peduli pada kerusakan dahsyat akibat penyalahgunaan narkoba di tengah masyarakat. Justru, atas nama kepentingan kemanusiaan-lah para penjahat narkoba harus diganjar hukuman maksimal.
"Saya berharap presiden bisa memaknai data tentang jumlah korban meninggal dunia akibat mengonsumsi narkoba di Indonesia, yang tahun ini sudah mencapai rata-rata 50 orang per hari," ujar Bambang, Minggu (14/10/2012).
Data resmi menyebutkan, jumlah pengguna narkoba di Indonesia pada 2012 sekitar lima juta orang, terbanyak pada usia 20-34 tahun. Menurut survei BNN, prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar mencapai 4,7 persen dari jumlah pelajar/mahasiswa, atau sekitar 921.695 orang.
Tentu saja, lanjutnya, publik kecewa ketika menyimak berita tentang grasi untuk terpidana narkoba Deni Setia Maharwan alias Rafi, dan Merika Pranola alias Ola.
"Tidak berlebihan jika presiden terkesan sedang obral grasi. Sebab, sebelumnya presiden juga memberi grasi untuk terpidana narkoba Schapelle Leigh Corby asal Australia, serta grasi untuk terpidana kasus narkoba warga Jerman, Franz Grobmann," papar anggota Komisi III DPR, yang -membidangi masalah hukum dan HAM.
Publik kini banyak mempertanyakan arah kebijakan negara memerangi kejahatan narkoba. Apalagi, baru-baru ini MA juga menganulir hukuman mati atas pemilik pabrik ekstasi di Surabaya, Hanky Gunawan, dan pemilik 5,8 kilogram heroin Hillary K Chimezie asal Nigeria.
"Fakta tentang obral grasi terhadap terpidana narkoba ini akan dimaknai sebagai perubahan sikap pemerintah, yang tidak lagi militan dalam perang melawan kejahatan narkoba di Tanah Air," tutur Bambang. (*)
BACA JUGA
- Presiden Beri Grasi Bandar Narkoba Politisi PKS Kecewa Berat
- Yusril: Pemerintahan SBY Penuh Kebohongan
- Yusril: Harusnya Penjelasan Grasi Keluar dari Mulut Presiden
- PKS: Kenapa SBY Beri Grasi kepada 4 Gembong Narkoba