Sabtu, 4 Oktober 2025

Tutang Kini Raih Omzet Rp 2,5 Juta Per Hari

BERBEKAL informasi bahwa tujuh dari sepuluh orang Indonesia gemar makan durian,

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Tutang Kini Raih Omzet Rp 2,5 Juta Per Hari
jalanjalanbandung.blogspot.com
Ilustrasi

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tengku M Guci Syaifuddin

TRIBUNNEWS.COM -- BERBEKAL informasi bahwa tujuh dari sepuluh orang Indonesia gemar makan durian, Tutang Kusniadi (37) mencoba menawarkan menu olahan durian yang pada 2009 belum ada, yaitu bajigur durian. Dengan modal awal Rp 250 ribu pada November 2009, kini pria asal Cilampeni ini berhasil meraup omzet Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per hari. Jumlah itu pun meningkat dua kali lipat di akhir pekan.

"Saat itu modal saya hanya sebuah panci, duren dua butir, kelapa parut tiga kilogram, tabung gas, rangka kompor, dan kompor bekas. Hari pertama saya hanya jualan 15 liter, sepanci. Eh yang laku segelas saja," ujar Tutang saat ditemui di kedai Bajigur Durian Asoy di daerah Katapang, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu.

Di hari kedua, jualan Tutang meningkat menjadi lima gelas dan hari ketiga menjadi 15 gelas. Itu pun masih jauh dari target. Karena keunikan hidangan yang yang ditawarkan, beberapa media lokal datang untuk meliput. "Hasilnya, Alhamdulillah, pada bulan ketiga warung saya kebanjiran pelanggan. Saat itu memang sedang booming. Segelas bajigur durian saya tawarkan dengan harga Rp 5.000 per gelasnya," ujar pria kelahiran 16 Juli 1975 itu.

Dalam menjalankan usahanya ini, Tutang sengaja mengambil pasar yang seluas-luasnya. Dari mulai anak-anak hingga orang tua, dan dari yang jalan kaki hingga yang naik mobil mewah. "Karena itu, saya sengaja mempertahankan kondisi warung yang tetap sederhana. Agar orang-orang yang berjalan kaki pun tidak merasa ragu dan canggung mampir ke sini," katanya.

Ketika ditanya apa yang menjadi kesulitan utama dalam menjalani usaha ini, Tutang mengaku menemukan formula yang pas lah yang tersulit. Selama sebulan ia berkeliling mengambil ilmu dari para pedagang bajigur untuk kemudian diracik sendiri.

"Saat itu para tetangga saya minta untuk mencicipi bajigur yang saya buat. Setelah mereka bilang rasanya enak dan pas, barulah saya siap untuk mulai berjualan," jelasnya.

Durian yang merupakan buah musiman juga memberikan tantangan sendiri bagi usaha yang dijalani Tutang. "Ketika itu saya selalu mendorong supplier untuk terus memasok durian sepanjang tahun. Pokoknya harus ada bagaimana pun caranya," tuturnya.

Di tahun ketiga, ia memutuskan untuk melakukan pemetaan durian bersama supplier. Mulai dari Sumatra, Kalimantan, Jawa, hingga Bali. Hasilnya, ia berhasil menemukan daerah-daerah yang punya durian bagus dan bisa memasok sepanjang tahun.

"Mereka kan punya jadwal panen berbeda, jadi bisa memasok terus. Jika memang lokal tidak ada, saya baru ambil durian impor. Biasanya durian monthong yang punya daging tebal," katanya.

Perkembangan usaha Tutang ternyata tidak berhenti sampai di situ. Banyak sekali orang yang memintanya untuk membuka cabang di tempat lain, tapi ia masih ragu karena khawatir partner kerja samanya tidak mampu menyediakan durian sepanjang tahun.

Per Oktober ini, rencananya bisnis bajigur duriannya akan diwaralabakan. Menurutnya sudah banyak permintaan dari berbagai daerah di Jawa, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Ia pun akan mematenkan formula bajigurnya agar kualitasnya terjaga.

"Sebelum membuka waralaba tentunya akan ada training dulu agar bisa menghasilkan cita rasa yang sama dengan yang ada di sini," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved