Sabtu, 4 Oktober 2025

PBNU Gelar Tahlilan Doakan Kyai dan Santri Korban Gestapu

Bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober 2012, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Penulis: Mochamad Faizal Rizki
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto PBNU Gelar Tahlilan Doakan Kyai dan Santri Korban Gestapu
TRIBUNNEWS.COM/WAHYU AJI
Memperingati peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia, Wakil Staf TNI Angkatan Darat (Wakasad), Letnan Jendral Budiman datang untuk melakukan doa bersama di Monumen Pancasila Sakti atau yang lebih di kenal dengan Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Mochamad Faizal Rizki

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober 2012, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar tahlil dalam rangka mendoakan para kyai dan santri yang wafat akibat kekejaman PKI dalam rentang waktu 1948 hingga 1965.

Agenda ini juga merupakan pernyataan sikap dari PBNU dalam meluruskan sejarah yang dinilai telah melenceng.

"NU telah menghadapi fitnah luar biasa. Kita dianggap pelaku kejahatan 1965, padahal kita adalah korban," ujar Wakil Ketua Umum PBNU, Dr As'ad Said Ali, membuka acara tahlil dan doa bersama di Kantor Pusat PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Senin (1/10/2012).

Lebih lanjut As'ad menjelaskan, selama kurun waktu tahun 1948 hingga 1965 banyak sekali ulama dan santri, bahkan hingga ribuan yang terbunuh serta banyak menghanguskan madrasah dan pesantren.

Menurutnya, dalam perkembangan sejarah kontemporer, fakta PKI ditutupi dengan menyatakan konflik yang terjadi hanya manuver yang dilakukan TNI Angkatan Darat yang dilakukan pada tahun 1965, padahal pemberontakan PKI sudah beberapa kali dilakukan sebelumnya.

"Para penulis sejarah termakan oleh manipulasi buku putih yang dibuat Aidit. Tetapi, rakyat, ulama dan santri sebagai korban tetap mencatat dalam sejarahnya sendiri," kata As'ad.

Dikatakan As'ad, NU merasa perlu meluruskan sejarah yang telah menyimpang. Selain itu, As'ad mengatakan NU akan memaafkan PKI sejauh mereka meminta maaf.

"NU mau memaafkan PKI sejauh mereka meminta maaf. Bukan permintaan maaf sepihak seperti mereka tuntut, karena justru kesalahan ada pada mereka dengan melakukan agitasi serta teror bahkan pembantaian," lanjut As'ad.

Pernyataan As'ad bertentangan dengan apa yang pernah disampaikan KH Abdurrahman Wahid. Sewaktu menjabat sebagai Presiden, Gusdur pernah melakukan rekonsiliasi antara negera dengan para korban G30S, Gus Dur mengajak untuk saling bermaaf-maafan antara negara dengan keluarga korban G30S.

Presiden RI keempat itu pun meresmikan sebuah panti jompo untuk para tahanan politik 65 di Jl Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved