Teknologi gempa diharapkan selamatkan nyawa

Cile berharap teknologi gempa bumi dapat membantu menyelamatkan nyawa penduduk apabila fenomena alam tersebut melanda Cile.

Salah satu teknologi penting dan menjanjikan adalah sistem isolasi seismik yang dikembangkan oleh perusahaan Cile, Sirve. Sistem itu membantu membuat gedung gedung bertahan ketika tempat-tempat lain di sekitarnya hancur.

Pada dasarnya sistem isolasi seismik menggunakan struktur baja besar untuk menopang gedung dari bawah yang berfungsi sebagai layaknya shock absorber atau peredam kejut pada kendaraan.

Struktur baja itu bergerak secara indenpenden dari tanah yang bergerak dan menahan getaran. Selain itu terdapat balok-balok beton dengan berat masing-masing 160 ton yang menggantung pada gedung.

Berat dan kemampuan balok beton untuk mengayun mengimbangi getaran pada tanah sehingga bisa membantu menstabilkan struktur gedung.

"Ini adalah tantangan besar untuk mengaplikasikan keahlian teknik untuk mengatasi fenomena alam yang tidak bisa diprediksi dan sangat rumit," kata Juan Carlos de la Llera, salah seorang pendiri Sirve.

Dampak gempa

Sirve mengklaim teknologi yang dikembangkan perusahaan bisa mengurangi kerusakan struktural gedung dengan ketinggian kurang dari 15 lantai hingga 90%, dan bila gedung memiliki lebih dari 15 lantai maka kerusakan struktural bisa dikurangi hingga 50%.

Wartawan BBC di Santiago, Katie Manning, melaporkan setelah gempa besar di Cile pada 2010, seluruh 13 gedung yang dibangun dengan sistem Sirve masih berdiri, termasuk pencakar langit tertinggi di Cile Menara Titanium. Menara setinggi 190 meter dengan 52 tingkat itu terletak di Santiago.

Tetapi dampak terbesar dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di kawasan-kawasan miskin. Lebih dari 370.000 rumah hancur.

Menjelang 2011, permintaan akan teknologi Sirve meningkat tiga kali.