Parlemen Korea Utara gelar sidang istimewa
Parlemen Korea Utara akan menggelar sidang istimewa yang oleh pengamat dinilai akan terfokus pada isu ekonomi dan pertahanan.

Pertemuan kedua dalam setahun yang digelar SPA dinilai sebagai hal yang langka.
Parlemen Korea Utara akan menggelar sidang istimewa yang oleh pengamat dinilai akan terfokus pada isu ekonomi.
Majelis Tinggi Rakyat, SPA, biasanya bertemu pada bulan April dan pertemuan kedua dalam satu tahun ini dipandang sebagai hal yang langka.
Tidak ada agenda pertemuan yang diumumkan, tetapi banyak yang meyakini bahwa pertemuan ini bisa digunakan sebagai pelicin perubahan di dalam struktur kekuasaan atau menyetujui sejumlah reformasi ekonomi.
Sidang ini berlangsung beberapa bulan setelah pemimpin baru Kim Jong-un mengganti sejumlah petinggi penting negara dan menggeser kepala angkatan bersenjata.
Sejumlah laporan yang belum dikonfirmasikan, juga menyebut bahwa pertemuan akan memperkenalkan kebijakan perubahan ekonomi baru yang ditujukan untuk meningkatkan produksi makanan.
Kim Song-chun, seorang anggota Presidium SPA - badan tertinggi majelis - kepada kantor berita Associated Press mengatakan parlemen akan membahas kebijakan domestik dan luar negeri dan perombakan personel di sejumlah lembaga tinggi negara.
Kekhawatiran pangan
Kabar tentang kemungkinan reformasi ekonomi di Korea Utara telah beredar selama beberapa bulan, demikian laporan wartawan BBC di Seoul, Korea Selatan.
Para petani di Korea Utara saat ini diminta untuk menyerahkan hampir semua produksi mereka ke negara, setelah menyimpan sedikit porsi untuk keluarga mereka.
Tetapi laporan Senin (24/09) - baik dari dalam dan luar Korea Utara - menyebutkan bahwa para petani akan diperbolehkan untuk menyimpan kelebihan produksi mereka setelah kuota pemerintah berhasil dipenuhi, dengan menciptakan insentif untuk produksi yang lebih tinggi.
Korea Utara terpukul oleh bencana kelaparan yang parah di pertengahan tahun 1990-an dan hingga saat ini tetap kesulitan meningkatkan kebutuhan pangan untuk warganya.
Bencana banjir yang baru-baru ini juga semakin memperparah krisis pangan di sejumlah area.
Kim Jong-un - yang mewariskan kekuasaan setelah kematian ayahnya Kim Jong-il pada Desember 2011 - dikutip oleh media pemerintah menekankan pentingnya untuk meningkatkan standar hidup di negara miskin tersebut.