Penangkapan Terduga Teroris
Merasa Aman, Teroris Bermukim di Solo
Pengamat intelijen, Mardigu WP mengatakan Kota Solo mirip dengan DKI Jakarta. "Solo sudah seperti Jakarta yang pluralis," kata Mardigu

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Densus 88 Antiteror Polri menangkap delapan terduga teroris di Solo, Jawa Tengah. Mengapa, teroris lebih memilih persenyembunyiannya di Solo.
Pengamat intelijen, Mardigu WP mengatakan Kota Solo mirip dengan DKI Jakarta. "Solo sudah seperti Jakarta yang pluralis," kata Mardigu ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (23/9/2012)
Mardigu mengatakan warga Solo bebas menjalankan ibadah dimanapun. Mardigu menduga hal itulah yang dimanfaatkan kelompok teroris untuk bermukim di kota tersebut. "Mereka merasa Solo menjadi tempat yang aman," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Densus 88 Antiteror Polri mengamankan delapan orang terduga teroris yang diamankan Jumat malam (21/9/2012) dan pagi tadi Sabtu (22/9/2012) di sejumlah tempat di Solo, Jawa Tengah.
Penangkapan delapan orang terduga teroris di Surakarta diawali dengan penangkapan Rudi Kurnia Putra (45) di depan Solo Square saat turun dari bis yang sebelumnya telah dikuntit dari Cilacap pada Jumat malam (21/9/2012).
Kemudian dari penangkapan tersebut dikembangkan sampai akhirnya ditangkaplah Baderi Hartono (45) di depan rumahnya di Surakarta. Ia diduga kuat sebagai pimpinan kelompok teroris Thoriq Cs. Setelah itu, Densus bergerak cepat mencokok enam terduga teroris lainnya dan melakukan penggeledahan di beberapa rumah para terduga pelaku terorisme tersebut.