Jumat, 3 Oktober 2025

Blog Tribunners

Film Innocence of Muslims

Apa Salah Amerika?

Innocence of Muslim, sebuah film murahan yang harus ditukar dengan nyawa, sebuah tindakan yang menimbulkan tanda

Penulis: El Dahs
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Apa Salah Amerika?
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat menggelar unjuk rasa menentang beredarnya film Innocence of Muslims di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (14/9/2012). Dalam aksinya, ratusan orang pengunjuk rasa ini mengecam keras beredarnya film karya Sam Bacile tersebut, karena isinya menghina Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Innocence of Muslim, sebuah film murahan yang harus ditukar dengan nyawa, sebuah tindakan yang menimbulkan tanda tanya moral, apa pantas sebuah film murah harus dibayar mahal dengan sebuah nyawa yang nilainya jauh lebih mahal.

Kalau bicara pelecehan agama, ya itu memang benar, tapi apakah pelecehan sebuah agama harus disikapi dengan “angkat pedang, angkat senjata, atau angkat tindakan anarkis lainnya”? Lalu pertanyaan sederhana muncul lagi, kenapa harus Amerika yang diserang? Kenapa harus Negara Amerika yang mengalami tumbal nyawa tersebut? Terlalu cepat mengambil kesimpulan sehingga menimbulkan “salah bunuh”. Kenapa? Jelas saja, karena pembuat film tersebut bukan berasal dari Amerika Serikat, tapi dari Mesir!

 Lalu setelah begini, siapa yang mau bertanggung jawab? Yang ada malah makin menimbulkan penodaan agama? Apa salah para konsulat Amerika sampai harus menerima tumbal nyawa? Jadi bila disitu ada 1 keluarga konsulat, apakah sekeluarga itu akan dihabisi juga nyawanya? Sekejam itukah?

Hendaknya sebagai manusia yang beragama, harus masih lebih memiliki hati nurani yang baik dalam menyikapi suatu persoalan pelecehan agama, Tersulut? Sudah pasti. Tapi mungkin ada yang mengatakan, itu kan bukan agama mu yang dilecehkan? Masih ingat kisah The Da Vinci Code kan? Sebuah novel sekaligus film yang sangat memutar balikan fakta, tapi tidak sampai menimbulkan perbuatan anarkis dari agama Kristen untuk merenggut sebuah nyawa.

Sebagai penulis, saya tidak mau terlalu menggunakan ayat-ayat suci, karena penulis sendiri bukanlah ahli agama bahkan ahli kitab suci manapun, namun saya hanya ingin menekankan nilai pantas sebuah film untuk merenggut sebuah nyawa.

Kiranya ini jadi pelajaran bersama agar lebih berhati-hati dalam mengambil kesimpulan. Ini bukti hanya karena rasa tidak suka terhadap Amerika, sehingga segala sesuatu yang buruk selalu diidentikan dengan Amerika. Lihat personalitynya, jangan lihat negaranya bahkan agamanya.

Salam,

TRIBUNNERS TERBARU

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved