Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 2014

Krisis Pemimpin Muda Karena Campur Tangan Elit Tua

Tahun 2014 diperkirakan sebagai tahun krisis kepemimpinan. Terutama kepemimpinan sosok anak-anak muda

Penulis: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Krisis Pemimpin Muda Karena Campur Tangan Elit Tua
Tribunnews.com/Dany Permana
Pendiri Maarif Institute, Ahmad Safii Maarif (kanan) didampingi Jeffrie Geovanie (kiri), menganugerahkan award kepada Romo V Kirjito (kedua dari kanan) dan S Ali Al Habsy (kedua dari kiri), atas jasa kedua tokoh tersebut dalam bidang perkonomian kecil dan lingkungan hidup di daerahnya masing-masing. Malam penganugerahan tersebut digelar di Gedung Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki Jakarta, Kamis (10/6/2010).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2014 diperkirakan sebagai tahun krisis kepemimpinan. Terutama kepemimpinan sosok anak-anak muda. Alasan mendasar, menurut Sekretaris Majelis Nasional Partai NasDem Jeffrie Geovanie karena elit-elit tua di beberapa partai masih bernafsu untuk berkuasa dan tidak mendorong munculnya pemimpin muda.

"Persoalan paling krusial mengenai kepemimpinan di negeri ini adalah regenerasi kepemimpinan yang terhambat diakibatkan oleh tersanderanya partai-partai oleh gerontokrasi atau diperintah oleh elit tua dan termasuk kartel oligarkis yang solid dan susah meregenerasi," ujar Jeffrie dalam keterangan persnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (14/9/2012).

Jeffrie menerangkan, padahal sebetulnya, partai politik merupakan sumber rekrutmen politik. Pemimpin nasional lahir dari partai yang memberikan peluang bagi kader yang punya integritas dan kredibel untuk memimpin bangsa ini ke depan. Seseorang yang ingin mengubah negeri, lanjutnya, harus menjadi bagian dari partai politik.

Hal tersebut hanya mungkin jika demokrasi internal partai terbuka bagi kalangan tokoh muda.

"Padahal kita ketahui sumber rekrutmen dalam demokrasi kita melalui jalur partai politik. Jalan keluarnya bukan merengek-rengek agar diberikan kesempatan menggunakan parpol tapi tidak mau jadi aktivis parpol. Sibuk bersolek sebagai kalangan independen tapi merengek rengek agar parpol mau mencalonkan. Memalukan. Jadi bila ingin mengubah negeri ini, satu-satunyanya jalan adalah masuk parpol atau buat parpol," tegasnya.

Jeffrie kemudian mencontohkan pola rekrutmen di internal Parta NasDem yang memberi peluang bagi tokoh muda memimpin.

Menurutnya, NasDem sebagai partai baru justru lahir dari dorongan figur senior Surya Paloh yang sangat menginginkan figur-figur baru muncul di pentas politik nasional.

Terbukti betapa beraninya beliau menjadikan Patrice Rio Capela, Ahmad Rofiq, Saiful Haq, Endang Tirtana dan lainnya. Menurutnya, pilihan Surya Paloh itu sangat benar dan tepat. Dengan demikiann, NasDem menjadi partai baru yang mengagetkan dan punya peluang yang sama memenangkan pemilu 2014, sama peluangnya dengan Golkar dan Gerindra.

"Saya saja sudah merasa sangat tua di NasDem ini. Nah seharusnya tokoh-tokoh senior lain meniru apa yg dilakukan Pak Surya Paloh dalam mendorong generasi muda agar mempunyai kesempatan menunjukkan kemampuannya. Juga, partai lain meniru Pa Surya, mendorong regenerasi tokoh politik," ujarnya.

Berita Terkait: Pemilu 2014

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved