Sabtu, 4 Oktober 2025

3 Napi Lapas Tasikmalaya Diduga Konsumsi Narkoba

Tiga napi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tasikmalaya diduga mengonsumsi narkoba.

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto 3 Napi Lapas Tasikmalaya Diduga Konsumsi Narkoba
Tribun/Prayudi Anugraha
Tes urine

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Tiga napi penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tasikmalaya diduga mengonsumsi narkoba.

Temuan itu setelah jajaran Satnarkoba Polres Tasikmalaya Kota bekerjasama dengan Badan Narkoba Kota (BNK) dan Lapas Tasikmalaya, menggelar tes urine terhadap 24 napi kasus narkoba, Kamis (13/9/2012).

Temuan adanya tiga napi yang positif mengandung zat amphetamine dalam air seninya, membuat petugas sibuk. Ketiga napi tersebut langsung diinterogasi di ruangan khusus oleh Kasat Narkoba AKP Hamzah Nasip bersama sejumlah petugas Lapas dan BNK.

Dari pengakuan ketiga tersangka, mereka baru saja mengonsumsi obat sakit gigi dan batuk.
Namun petugas tetap akan memeriksa lebih dalam hasil tes tersebut.

Zat amphetamine merupakan salah satu dari lima zat berbahaya lainnya yang bisa terdeteksi oleh alat tes urine bernama multi drug screen test.

Menurut Hamzah, zat ini memang terdapat dalam jenis obat-obatan tertentu.

"Dari pengakuan ketiga napi, mereka baru saja memakan obat batuk dan obat sakit gigi. Kedua jenis obat itu memang biasanya mengandung zat amphetamine. Tapi kita tetap akan mengembangkan dan memperdalam temuan tersebut," kata Hamzah, didampingi Kepala Lapas, Bambang, Ketua BNK, M Soni serta Dansubdem POM Tasikmalaya, Kapten Taufik.

Kepala Lapas Tasikmalaya, Bambang, mengatakan, pihaknya selalu terbuka dan siap bekerjasama dengan aparat terkait pemberantasan peredaran narkoba, termasuk di dalam Lapas.

"Kami menyambut baik kegiatan tes urine seperti ini. Ke depan bisa bekerjasama lebih intensif lagi," ujar Bambang.

Terkait ditemukannya amphetamine, kata Bambang, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk menangani lebih jauh.

"Yang jelas kami sudah bekerja maksimal untuk menangkal masuknya narkoba ke dalam Lapas. Bahkan jika ada oknum petugas yang terlibat aksi penyelundupan narkoba ke dalam Lapas, akan ditindak tegas," ujarnya.

Menurut Bambang, Lapas Tasikmalaya tidak memiliki perangkat yang bisa dengan cepat mendeteksi masuknya narkoba.

Sebelum tes urine ditutup, petugas dari BNK Tasikmalaya mendengarkan pengakuan para napi narkoba. Mereka rata-rata menyesal karena dalam waktu cukup lama harus meninggalkan orang tua, istri dan anak-anak.

"Narkoba hanya nikmat sesaat. Setelah dipenjara baru terasa sangat menyakitkan. Bagaimana kini perasaan ibu, istri, dan anak-anak saya," tutur seorang napi berinisial PP (40), yang divonis lima tahun dan baru menjalaninya satu tahun hukumannya.

BACA JUGA:

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved