Jumat, 3 Oktober 2025

Parenting

Ini Bahayanya Anak Terlalu Mabuk Games Online

Anak-anak cenderung memiliki agresifitas tinggi kalau terlalu kecanduan games online.

Penulis: Agustina Rasyida
zoom-inlihat foto Ini Bahayanya Anak Terlalu Mabuk Games Online
Dok
Mabuk games online berdampak agresifitas tinggi pada anak-anak.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Perkembangan permainan anak-anak sangat pesat. Mulai dari permainan konvensional dan manual seperti gobak sodor, dakonan, kelereng, ular tangga, monopoli, karambol, dilanjutkan game konsol seperti Atari, Sega, X Box, Play Station, sampai game online yang kini semakin marak di internet.

"Games adalah sesuatu yang menyenangkan, karena melepaskan ketegangan, kebosanan, untuk hiburan, meningkatkan keterampilan main games, hingga merasa berkuasa atau jago dalam game tersebut," jelas psikolog S. Evangeline I. Suaidy, Jumat (31/8/2012), di KidZania Jakarta.

Terlebih jika orangtua mengenalkan dengan game online. Eva menjelaskan bahwa anak yang bermain game online penggunaan bahasa Inggris, kebanyakan game berbahasa asing, meningkat, praktek penggunaan motorik halus dan kemampuan spasial, pengenalan pada teknologi informasi, sampai membantu mengembangkan teknik analisa dan strategi.

Namun game online juga memunculkan kekhawatiran orangtua. Pasalnya, terlalu banyak bermain game online akan memunculkan agresifitas yang tinggi pada anak-anak. Efek lainnya adalah kurang perhatian dan susah berkonsentrasi pada hal-hal di luar game.

"Anak-anak tidak dapat membedakan antara realita dan permainan. Jika permainannya ada adegan kekerasan, ia akan meniru," papar dosen di Universitas Islam Negeri, Jakarta ini.

Ditambah lagi, di game online tidak dijelaskan tentang peringatan, risiko, dan tanggungjawab saat memainkan atau meniru agedan di game. Jika anak menghabiskan 12 jam dalam seminggu untuk bermain game online, menurut Ade, itu sudah mengindikasikan kecanduan atau adiksi game.

"Orangtua harus tegas, batasi waktu bermain, terutama game online."

Jika anak melebihi waktu bermain, orangtua dapat saja melarang, tetapi jangan hanya melarang tanpa memberikan alternatif permainan.

"Game itu membangun interaksi anak dengan orangtua. Jadi berikan alasan kenapa dilarang main game online, beri alternatif game online yang realitanya sama dengan dunia nyata," lanjut Ade.

Misalnya membangun rumah atau gedung, bercocok tanam sampai membasmi hama, petualangan di hutan, konstruksi batu-batuan, tetris, dan lainnya. (Agustina N.R)

Baca artikel menarik lainnya

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved