Jumat, 3 Oktober 2025

Tragedi Sampang Bisa Berdampak Kemana-mana

Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Simalungun prihatin dengan tragedi Sampang di Dusun Nangkernang Sampang Kabupaten Madura

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Tragedi Sampang Bisa Berdampak Kemana-mana
Tribun Medan/ Adol Frian Rumaijuk
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Simalungun

Laporan Wartawan Tribun Medan/ Adol Frian Rumaijuk

TRIBUNNEWS.COM SIMALUNGUN – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Simalungun prihatin dengan tragedi Sampang di Dusun Nangkernang Sampang Kabupaten Madura Provinsi Jawa Timur (Minggu 26 Agustus 2012). Masyarakat Kabupaten Simalungun dan seluruh stakeholder yang terkait agar tidak terpancing dengan isu-isu sara tersebut.

“Karena situasi itu (Sampang) bisa berdampak kemana-mana. Jangan mudah terprovokasi,” ujar Ketua FKUB Simalungun H Zulkarnain Nasution, Kamis (30/8/2012). Seperti dikatakannya, beberapa hari terakhir ada buku dan VCD yang beredar jika tidak dicermati dengan baik-baik akan mengundang konflik baru.

Untuk itu, FKUB Simalungun mengimbau kepada seluruh umat beragama untuk selalu mawas diri, jangan terpancing dengan keadaan-keadaan yang sedang terjadi. Baik secara nasional maupun daerah. Kepada seluruh tokoh dan pemuka agama agar memberikan pencerahan kepada umatnya untuk tidak terpancing dan agar bersama-sama menjaga kerukunan. Serta kepada aparat yang terkait untuk pro aktif dan bersungguh-sungguh mengawasi, serta bertindak cepat apabila ada info-info yang menjurus ke arah konflik.

“Kalau tidak saling menghargai, bagaimana bangsa lain mau memandang kita. Kita semua agar lebih cinta tanah air, karena sangat penting. Harus menjaga negara dengan betul-betul. Terutama Simalungun yang kaya akan keberagaman,” ujarnya.

Kecintaan terhadap tanah air itu juga diungkapkan Pandita Landung dari Budha, bahwa kunci kerukunan adalah untuk terlebih dahulu mencintai tanah air.

Kemudian disampaikan agar segala sesuatunya diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat. “Mari bersama-sama untuk mencari jalan keluar jika ada kebuntuan,” ujarnya. Dan hingga saat ini, FKUB Simalungun periode 2007-2012 ini menyatakan Simalungun kondusif.

Zulkarnain juga didampingi Pdt Mangantar Tambunan sebagai Wakil Ketua, Muslim Lubis sebagai bendahara, dan para anggota Pandapotan Damanik, Pdt Marhasil Hutasoit, Albert Sinaga, H Sarjan, Pandita Landung, dan Junaidi sebagai pelaksana Sekretaris.

Ditambahkan Marhasil Hutasoit, bahwa seluruh masyarakat bertanggungjawab untuk mengkawal dan menjaga kerukunan. Dimana penghormatan terhadap keragaman akan menciptakan harmoni.

“Tindakan yang sifatnya destruktif sangat bertentangan dengan kodrat masyarakat yang beradat dan berbudaya luhur. Diminta agar semua komponen masyarakat mengembangkan keterbukaan hati bagi kebaikan dan kesejahteraan umum dalambingkai kehidupan berbangsa dan bernegara. Kontrol diri adalah salah satu kunci penting untuk tidak terjerembab dalam kekerasan yang semakin phenomenal,” jelasnya.

Dikatakan, kekrasan bukan satu-satunya jalan keluar, sebab manusia masih bisa menemukan ratusan jalan damai pemecahan masalah. Tindak kekerasan pada dasarnya merugikan manusia sebagai pribadi dan kelompok sosial secara material penomenal spiritual yang berkepanjangan.

FKUB menurut Albert Sinaga, selama ini telah melakukan berbagai upaya sebagai mitra dari Pemkab Simalungun untuk menanamkan suasana kondusif melalui berbagai cara. Termasuk dengan sosialisasi keberagaman di setiap kecamatan.

Baca Juga :

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved