Warga KKU Gunakan Air Asin
Krisis air bersih di sejumlah Desa di Kecamatan Teluk Batang Utara Kabupaten Kayong Utara terus berlanjut
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ali Anshor
TRIBUNNEWS.COM KAYONG UTARA -Krisis air bersih di sejumlah Desa di Kecamatan Teluk Batang Utara Kabupaten Kayong Utara terus berlanjut. Kemarau yang melanda sejak sebulan terakhir ini membuat warga mengeluh dan terpaksa membeli air bersih mencapai Rp 40 sampai Rp 60 ribu per drum.
Kondisi ini tentu saja menambah beban sebagian warga, apalagi bagi mereka yang berpenghasilan minim, untuk itu warga berharap kepada Pemkab KKU bisa mendistribusikan air bersih ke sekitar tempat tinggal mereka supaya warga tak kesuliran air.
Jaman (43) warga dusun Karya Mulia Desa Teluk Batang Utara Kecamatan Teluk Batang mengatakan, selama ini dirinya terpaksa mengkonsumsi air keruh dan asin dari sumur karena jarang sekali
membeli air bersih karena tidak mempunyai uang.
‘’Dari pagi tidak kami belum masak nasi, karena tidak ada air bersih, anak saya dari jam
5 subuh tadi pagi belum datang-datang mencari air bersih di gunung tujuh yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari rumah kami,’’ungkap Jaman Rabu (22/8).
Kepala rumah tangga yang mempunyai 10 anggota keluarga ini menuturkan, kondisi seperti yang demikian sudah puluhan tahun terjadi di desa nya. Jika tak mampu membeli air bersih Ia dan keluarganya tidak punya pilihan lain selain mengunakan air asin dari sungai untuk kebutuhan mandi cuci pakaian , bahkan air asin juga digunakan untuk minum dan masak.
‘’Untuk minum air asin itu kami campur dengan kapur dan di endapkan selama 24 jam, namun rasa asinya masih saja terasa, yah mau di apakan lagi,hanya bisa pasrah,’’tutur
jaman yang merupakan salah satu nelayan pantai ini.
Kepala Dusun Karya Mulia Desa Teluk Batang Utara Ridwan Ansari mengatakan jumlah Kepala Keluarga (KK) khusunya di Dusun karya Mulia ada
271 jiwa, dan krisis air bersih sudah berlansung sebulan lebih karena hujan tak kunjung turun yang menyebabkan kemarau yang berkepanjangan, karena warga 7 Desa di Kecamatan tersebut mengandalkan air hujan untuk kebutuhan sehari-sehari.
‘’Mulai dari Desa Teluk Batang utara sampai Desa Banyu Abang tidak ada sumber air besih sama sekali, selama ini warga mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari, tapi kalau kemarau panjang seperti ini, bagi warga yang punya uang
terpaksa membeli air bersih dari pedagang air keliling dengan harga mahal,’Kata
Ridwan .
Ridwan menuturkan keluhan utama yang terjadi di 7 Desa tersebut adalah persoalaan air bersih yang setiap tahunya tidak pernah ada solusi dari Pemda KKU. Kata Ridwan Bagi warga yang kurang mampu persoalan air bersih sangat mereka harapkan dari Pemerintah KKU apalagi harga perdrumnya sangat mahal jika jaraknya dekat harga air besih Rp.40 Ribu ,namun jika jarak jauh harga mencapai Rp.60 ribu perdrumnya.
‘’Warga yang tak mampu beli air bersih terpaksa lah mandi dan minum air asin, karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kami berharap ada mobil air bersih yang dikirimkan Pemkab KKU untuk mengatasi krisis air bersih ini, selama ini tidak ada kejelasan masalah air bersih ini. ’’ungkap Ridwan.
Ketua Fraksi Rakyat DPRD
Kayong Utara Fendi Ahmad mengatakan, krisis air bersih yang terjadi di Kecamatan Teluk Batang Kabupaten kayong Utara merupakan persoalaan utama bagi masyarakat yang ada di wilayah tersebut, namun ia mengakui karena Kerbatasan Dana APBD KKU maka proyek air bersih PDAM belum bisa dibangun.
‘’Sumber air bersih ada Sungai Paduan ada rencana tahun 2013 akan ada pembangunan PDAM
program air bersih, kita sudah punya desainya, namun perlu dana sharing dari APBD dan APBN untuk pembagunan proyek PDAM tersebut, ’’kata Anggota Komisi 1 DPRD ini
Dia berharap kedepan persoalan tersebut bisa segera teratasi agar masyarakat yang berada di wilayah tersebut bisa terbantu, sebab diakuinya air merupakan kebutuhan yang sangat fital bagi masyarakat, selain untuk konsumsi juga untuk mencuci dan mandi. (