Sabtu, 4 Oktober 2025

Mahasiswa Kecam Dubes RI di Yaman yang Bekerja Buruk

Kinerja duta besar Indonesia untuk Yaman, Nurul Aulia dikritik. Adalah mahasiswa dan WNI yang berada di Yaman mempersoalkan

zoom-inlihat foto Mahasiswa Kecam Dubes RI di Yaman yang Bekerja Buruk
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Aktivis mahasiswa dari organisasi Front Aksi Mahasiswa Indonesia melakukan aksi tidur di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat, Kamis (20/10/2011). Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi dan kampus berunjukrasa di depan Istana Merdeka memperingati dua tahun pemerintahan SBY Boediono. (tribunnews/herudin)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja duta besar Indonesia untuk Yaman, Nurul Aulia dikritik. Adalah mahasiswa dan WNI yang berada di Yaman mempersoalkan pola kerja Nurul Aulia.

"Hubungan sosial masyarakat yang buruk yang dirasakan oleh hampir semua WNI di Yaman terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia yang tidak menunjukkan figur sebagai pemimpin dan orang tua yang patut dihormati," ujar salah satu Perwakilan Mahasiswa Indonesia di Yaman, Yusuf Nurdiansyah dalam siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Sabtu(11/8/2012).

Sikap dubes yang sering menelan ludah sendiri seperti tawaran untuk mengungsi ke Wisma Duta saat krisis di Yaman juga dikecam. Sebab, nyatanya mengusir WNI yang sempat ditampung di wisma.

Selain itu, dubes juga tidak bergaul dengan masyarakat yang menginginkan sikap harmonis dari dubes terutama pada saat kondisi keamanan di yaman yang sangat mencekam, namun yang bersangkutan duduk manis di ruangannya.

"Kami merasakan sepertinya tidak ada kalender kerja Dubes untuk bersilaturahmi dengan mahasiswa. Lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan keluarga dari kepentingan dinas karena terbukti mengalihkan supir dinas untuk supir pribadi istrinya untuk keliling pasar," jelas Yusuf.

Lebih jauh Yusuf menambahkan bahwa Nurul Aulia sebagai duta besar sering menonjolkan diri sebagai Dubes luar biasa dan berkekuasaan penuh sehingga bersikap angkuh. Sikap ini sangat merusak citra pemimpin Indonesia lainnya karena dapat menimbulkan kesan bahwa seolah-olah semua pemimpin seperti itu.

Ia juga kerap memperlihatkan sikap seolah-olah KBRI adalah perusahan pribadi dan keluarganya sehingga merasa tidak ada malu bila melakukan kebijakan yang tidak sesuai dengan kesepakatan.

Mengadu domba antara mahasiswa dan menyudutkan satu pihak padahal dubes adalah yang seharusnya mengayomi semua mahasiswa.

"Pada tahun 2011 semasa krisis, Dubes Nurul menolak 80 pelajar dari Hudaidah yang bermaksud berlindung ke KBRI karena situasi krisis, padahal KBRI masih menerapkan status Siaga I yang membolehkan setiap WNI berlindung atau tinggal sementara di KBRI dan Wisma Duta sebelum dievakuasi ke Indonesia. Hal ini dikarenakan sentimen pribadi kepada salah seorang mahasiswa Hudaidah, namun ia dendam dan menjatuhkan sangsi kepada seluruh mahasiswa," kata Yusuf.

Bahkan, Nurul Aulia pernah mengadu domba mahasiswa hudaidah dengan Syaikh Muhammad Mur’i terutama yang terkait dengan evakuasi. Yang bersangkutan juga memutarbalikkan hasil pembicaraan dengan Syeikh Mur’i untuk menyudutkan mahasiswa Hudaidah bahwa mahasiswa Hudaidah mahasiswa tercela dan pendusta, padahal Dubes Nurul Aulia yang sebenarnya berdusta dan tercela.

Nurul juga diketahui sering memanfaatkan acara dinas keluar daerah untuk pesiar.

"Kami mengetahui Dubes Nurul Aulia mengirim barang-barang pribadi dari Indonesia ke Yaman dan sebaliknya dari Yaman ke Indonesia dengan menggunakan kurir KBRI yang dinas ke Jakarta dan dibayar kantor," jelas Yusuf.

Istri Dubes sangat membenci para pramugari Indonesia, namun bila ada kepentingan pribadi seperti titip barang atau kegiatan DWP, tidak merasa malu mendekati mereka. Istri Dubes mencari keuntungan pribadi dalam kegiatan promosi Indonesia.

"Istri Dubes tidak kooperatif dan cenderung menutup diri serta bersikap pura-pura ramah. Yang bersangkutan hanya akan perhatian kepada pejabat dari Indonesia dan perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan anak-anaknya," kata Yusuf.

Sudah menjadi rahasia umum lanjut Yusuf bahwa dubes selalu menutup diri dan mengurung diri di kamar kantor ruang kerjanya tidak mau bergaul dengan masyarakat. Dubes juga tidak mempunyai relasi dengan pejabat-pejabat tinggi terkemuka Yaman sehingga citra Indonesia di Yaman tidak  menonjol. Sehingga negara sangat rugi menggaji dia dengan uang ribuan dollar yang tidak mampu membuat terobosan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved