Ratusan Sapi Terserang Penyakit Demam
Ratusan ternak sapi milik warga di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang terserang penyakit Bovine Ephemeral Feve
TRIBUNNEWS.COM KETAPANG,- Ratusan ternak sapi milik warga di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang terserang penyakit Bovine Ephemeral Fever atau demam tiga hari. Kondisi ini membuat warga menjadi sedikit resah, megingat tidak lama lagi memasuki perayaan idul fitri.
Kabid Peternakan dan Kehewanan (Distanak) Ketapang Edy Sujarwo mengatakan, laporan yang didapat dari masyarakat, terdapat sekitar 125 ekor sapi milik warga yang terserang penyakit, kendati demikian Edy memastikan penyakit tersebut tidak terlalu berbahaya bagi ternak dan masyarakat.
“Pada musim kemarau ini memang penyakit tersebut banyak menyerang hewan ternak sapi, ada tiga faktor yang saling berkaitan dalam permasalahan timbulnya penyakit itu, yaitu faktor agenpenyakit, hospes (ternak itu sendiri) dan lingkunganya,” kata Edy Senin (6/8/2012).
Edy mengungkapkan penyakit demam tiga hari banyak ditemui pada ternak sapi, dan secara umum resiko ekonomi yang ditimbulkan tidaklah besar, apabila penanganan medis secara cepat telah dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi dengan penyakit lain.
“Penyakit demam tiga hari (Three Day Sickness) atau Bovine Ephemeral Fever (BEF) adalah suatu penyakit viral pada sapi dan kerbau ditandai dengan terjadinya demam tinggi, rasa sakit otot, dan kepincangan. Sapi yang menderita sakit ini cepat sembuh bila tanpa komplikasi. Penyakit ini biasa menyerang pada musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke hujan,’’Ujar Dokter hewan ini.
Edy mengungkapkan,Virus BEF termasuk dalam keluarga Rhabdovirus dari
virus RNA. Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 7-10 hari. Penyakit Demam Tiga Hari disebarkan oleh Cullicoides sp. Dan nyamuk. Cullicoides yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit mencapai jarak 2.000 km. ‘’Ada dugaan penyebaran penyakit ini dapat pula melalui angin’’Ungkap Edy
Menurutnya, gejala klinis, biasaya mengalami demam tinggi mencapai mencapai 41 0C selama tiga hari , hewan penderita terlihat lemah, kurang nafsu makan, keluar cairan dari hidung dan mulut, persendian bengkak disertai dengan kekakuan otot anggota gerak sehingga menyebabkan kepincangan, hewan lebih banyak berbaring.
“Sedangkan pada sapi perah produksi susu turun, lebih encer, adakalanya air susu bercampur darah, angka kesakitan tinggi, dan angka kematian rendah. Angka kematian hanya 0-1 persen, namun daging sapi ini aman untuk dikosumsi,’’jelas Edy.
Menurut Edy, pengendalian dan Pengobatan dilakukan simtomatik dan pencegahan terhadap infeksi sekunder,dan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan terhadap ternak dilakukan secara kontiyu mengunakan inseksida dan sanitasi kandang dilakukan secara rutin.
‘’kita anjurkan ke peternak sapi , agar memberi air gula dan asam jawa untuk mengobati sapi yang terserang penyakit ini,petugas distanak juga sudah melakukan penanganan dilapangan,’’tuturnya.
Edy juga meminta para peternak jika menemukan penyakit dapat segera melapor kepetugas distanak yang ada di desa, Kecamatan maupun Kabupaten agar penyakit-penyakit ini dapat segera ditangani secara medis. (ali)
Baca Juga :
- Bekas Pejabat Disdik Bantaeng Dibui Satu Tahun 40 menit lalu
- Ketua DPD Golkar Kembali Membangkang 51 menit lalu
- Anas Sebar 1.500 Paket Sembako Gratis ke Warga Cimahi 52 menit lalu
- Dishub Provinsi Lampung Pasang Lampu Jalan Jalinsum 1 jam lalu
- Ferry Ditemukan Gantung Diri dalam Kamar 1 jam lalu
- Birokrasi Lemah, Janji Kampanye Tak Terealisasi 1 jam lalu
- Kawanan Penjambret Spesialis Perempuan Dibekuk 1 ja