Sabtu, 4 Oktober 2025

SBY Mengeluh, Ibu Negara Malah Berobat ke Luar Negeri

SBY mengaku dirinya tidak sreg dengan banyaknya masyarakat mampu sedikit-sedikit berobat ke luar negeri.

zoom-inlihat foto SBY Mengeluh, Ibu Negara Malah Berobat ke Luar Negeri
tribunnews.com/herudin

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku dirinya tidak sreg dengan banyaknya masyarakat mampu sedikit-sedikit berobat ke luar negeri.

Karena itu, SBY mendorong agar Menteri Kesehatan menambah Rumah Sakit modern, berkualitas dan unggulan guna membuat warga tertarik berobat di negeri sendiri.

Itulah keluhan SBY akan dunia kesehatan dan kedokteran saat konferensi pers di Kementerian Kesehatan, Rabu (1/8/2012) kemarin.

Anggota DPR Poempida Hidayatulloh Djatiutomo menilai dalam konteks ini menjadi lebih menarik lagi dengan tambahan keluhan dari puncak pimpinan nasional, yaitu Presiden.

"Beliau merasa galau dengan banyaknya WNI yang berobat ke Luar Negeri. Ironisnya, Ibu Negara sendiri juga baru-baru ini berobat ke luar negeri," kritik anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Golkar ini, Jakarta, Kamis (2/8/2012).

"Nampaknya, curhatan Presiden kali ini harus dipahami beliau, agar menjadi cemeti untuk lebih memperhatikan sektor kesehatan sebagaimana mestinya."

Tegas dikatakan, tenaga Kedokteran domestik sebetulnya sangat profesional dan banyak sekali yang mumpuni dan mempunyai keahlian yang sangat baik. Namun mengapa terkesan berobat ke Luar Negeri itu lebih memberikan jaminan pelayanan dan perawatan yang lebih baik?

Karena menurut dia, ini tentunya cambuk bagi pembangunan sektor kesehatan nasional, yang harus menjadi perhatian khusus seorang Presiden.

Fokus pembangunan sektor kesehatan kini sudah melangkah menuju sistem tanpa kelas yang secara ideal dapat dinikmati oleh semua masyarakat Indonesia secara menyeluruh.

Dengan demikian, katanya, semua sarana dan prasarana pra pelaksanaan BPJS pada 1 Januari 2014 nanti harus sudah disiapkan, agar secara optimal pelayanan kesehatan yang diinginkan dalam konteks di atas dapat terwujud tanpa kendala.

Hal ini tentunya lagi, dapat terlaksana dengan memaksimalkan pemakaian APBN dalam sektor kesehatan yang sampai saat belum mencapai 5 persen sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang.

Lebih lanjut ia mengatakan selain dari pada itu kinerja Kemenkes dalam efisiensi anggaran dan menghilangkan distorsi pemakaian anggaran harus serta merta ditingkatkan agar seluruh “benefit” dari pemakaian anggaran tersebut benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara menyeluruh.

"Kesejahteraan dokter, perawat, para-medik, bidan, dan tenaga kesehatan lain pun harus diperhatikan dan ditingkatan lebih baik lagi, agar kualitas profesionalisme mereka juga meningkat.," Poempida

Industri Farmasi, menurutnya, harus menjadi perhatian pemerintah, karena Industri Farmasi domestik pada saat ini hanya berbasis pada tahapan meracik obat. Bukan dalam konteks menciptakan produk obat-obatan.

Pun demikian, kurangnya riset dalam bidang farmasi pun menjadi bagian yang membuat sektor kesehatan ini terbelakang. Pengawasan distribusi obat-obatan dalam menciptakan suatu industri yang “sustainable” pun masih jauh dari ideal.

"Persepsi tentang pelayanan kesehatan domestik yang kurang mumpuni jelas diakibatkan oleh strategi kebijakan di sektor kesehatan yang tidak mengena dan tidak terintegrasi secara menyeluruh. Jangan salahkan jika ada WNI yang mampu untuk memilih berobat ke luar negeri," tegas dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved