Sabtu, 4 Oktober 2025

Ratusan Lansia Nyantri di Ponpes Darul Ulum

berbagai kegiatan agama. Diantaranya pengajian rutin, salat berjamaah, hingga membaca Alquran atau tadarus.

zoom-inlihat foto Ratusan Lansia Nyantri di Ponpes Darul Ulum
surya/sutono
Ratusan lansia nyantri di Ponpes Darul Ulum Jombang, Jawa Timur

TRIBUNNEWS.COM,JOMBANG-Bulan suci Ramadan banyak dimanfaatkan  kaum muslim untuk melakukan kegiatan keagamaan, diantaranya dengan menimba ilmu di pondok pesantren.
    
Tak terkecuali ratusan warga lanjut usia (lansia), yang tak segan menjadi santri dadakan Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU), Jombang, Jawa Timur guna menambah ilmu keagamaan dan meningkatkan ketakwaan.
    
Ratusan lansia itu sejak awal Ramadan sudah menjadi dadakan di  pesantren yang didirikan pada 1898 itu. Mereka yang rata-rata sudah berusia 50 tahun ke atas itu tak hanya datang dari Jombang, melainkan dari berbagai wilayah sekitarnya.
    
Diantaranya dari Kediri, Pacitan, Madiun, Jember, Nganjuk, dan Mojokerto. Bahkan ada lansia yang berasal dari Kalimantan. Total lansia yang jadi santri dadakan ini sekitar 600 orang.
    
Pengasuh PPDU KH Cholil Dahlan, mengatakan, sembari menjalankan ibadah puasa, ratusan lansia itu mengikuti berbagai kegiatan agama. Diantaranya pengajian rutin, salat berjamaah, hingga membaca Alquran atau tadarus.
       
Untuk materi yang diberikan dalam pengajian rutin juga bermacam-macam. Antara lain, tata cara salat yang benar, amalan sehari-hari, tata krama hubungan dengan Allah, tafsir ‘jalalain’, serta memahami surat-surat Alguran.
       
KH Cholil yang juga Ketua MUI Jombang ini menceritakan, kegiatan ‘nyantri’ untuk lansia saat Ramadan tak hanya tahun ini saja, melainkan sudah sejak ratusan tahun silam.
       
“Kebanyakan dari mereka anggota Jamaah Tarekat Oodiriyah wan Naqsabandiyah, yang memang berpusat di sini (PPDU),” terang KH Cholil, Kamis (2/8/2012).
       
Para lansia itu datang sejak pertengahan Sya'ban atau 15 hari sebelum Ramadan. Para santri dadakan itu akan kembali ke rumah masing-masing saat mendekati lebaran.
    
Selama di pesantren, ratusan santri lansia itu tinggal di masjid. Segala aktivitas mulai tidur, sahur, hingga buka puasa, mereka lakukan di masjid itu pula.
    
Meski menyediakan fasislitas listrik dan kebersihan, namun pihak pondok tidak menarik biaya sepeser pun.

"Hanya untuk makan, mereka harus beli sendiri di warung sekitar pondok," jelas KH Cholil.
    
Meski selama sebulan berada jauh dari keluarga, namun para lansia tak pernah mengeluh dan tetap rajin mengikuti semua kegiatan. Mereka mengaku mendapatkan ketenangan batin dan lebih khusuk menjalankan ibadah.
    
Selama berada di pondok, ibu lima anak dan belasan cucu ini rutin mengikuti seluruh kegiatan. Usai subuh ikut pengajian, kemudian salat dhuha, lalu pengajian lagi sampai Duhur.
    
Setelah istirahat satu-dua jam, habis salat Asar sampai menjelang magrib mendengarkan pengajian, dan terakhir setelah salat tarawih, yang kemudian dilanjutkan pengajian dan tadarus.
    
Mengenai sahur dan buka puasa, Juminem mengatakan, ia dan ratusan temannya tidak memasak sendiri seperti santri reguler. Tapi memilih membeli di warung sekitar pondok.
   

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved