Kamis, 2 Oktober 2025

Pembantaian Rohingya di Myanmar

FPKB Serukan PBB dan ASEAN Selesaikan Pembantaian Rohingya

Ini adalah kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat junta militer, menghancurkan kelompok minoritas.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto FPKB Serukan PBB dan ASEAN Selesaikan Pembantaian Rohingya
TRIBUNNEWS.COM/HERUDIN
Ratusan anggota Ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) berunjukrasa di sekitar bundaran HI Jakarta Pusat, terkait kekerasan terhadap suku Rohingya di Arakan Myanmar dan kekerasan di Suriah, Jumat (13/7/2012). Pengunjukrasa mendesak penghentian kekerasan di dua negara tersebut dan meminta peran aktif PBB dalam penyelesaian konflik yang menimpa kaum muslim di seluruh dunia. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) mengutuk dan menyesalkan pembunuhan muslim Rohingya yang dilakukan oleh junta Militer di Myanmar.

Ini adalah kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat junta militer, menghancurkan secara sistematis kelompok minoritas.

Menyikapi peristiwa ini, FPKB mendesak PBB segera proaktif menyelesaikan masalah agar tak terjadi eskalasi pembantaian berikutnya. Jika tidak, muslim Myanmar akan terprovokasi untuk melawan sehingga mereka akan dicap kelompok separatis oleh Junta Myanmar.

"Jelas hal ini sudah pasti akan semakin menyulitkan proses pengintegrasian kelompok Muslim Rohingya sebagai warga negara Myanmar," ujar Sekretaris Fraksi PKB DPR RI M Hanif Dhakiri, dalam rilis yang diterima Tribun di Jakarta, Sabtu (28/7/2012).

FPKB juga meminta Indonesia sebagai Ketua ASEAN untuk secepat mungkin menggelar pertemuan anggota-anggota guna mengambil langkah penyelesaian terbaik guna memberikan perlindungan maksimal, keadilan dan hak ECOSOC kepada minoritas Rohingya sekaligus mendesak Junta Militer untuk lebih menghormati HAM di Myanmar.

"OKI juga diminta lebih konsentrasi mengambil langkah-langkah penanganan pascapembantaian minoritas Muslim Myanmar lewat pendampingan korban dengan pendekatan socio-psikologis dan budaya agar memiliki ketahanan lebih dalam menyikapi peristiwa ini," jelasnya.

Terakhir, Hanif melanjutkan, FPKB meminta PBNU untuk bisa terlibat aktif mengadvokasi minoritas Muslim Rohingya melalui jalur-jalur yang mungkin dilakukan dengan pendekatan sosial dan keagamaan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved