Iran: No Cafe No Resto
Iran melarang cafe dan resto.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Kongkow-kongkow di kafe atau restoran jadi barang mewah di Teheran, Iran. Betapa tidak, semua tempat yang menawarkan jasa makanan-minuman dan akses internet 24 jam itu ditutup paksa otoritas keamanan setempat.
Pihak otoritas menyebut sudah menggerebek dan menutup skeitar 87 kafe dan restoran di Ibu Kota negara para mullah tersebut. Kafe dan restoran dinilai tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, tidak punya hookah bagi perempuan, bahkan sebagian sama sekali tidak mengantongi perizinan.
"Tindakan ini dilakukan demi menciptakan lingkungan yang berorientasi pada keamanan dan ini akan terus dilakukan dibeberapa tempat lainnya," ujar pejabat kepolisian Teheran Alireza Mehrabi seperti dikutip Al Jazeera.
Ini bukan kali pertama Iran bertindak keras atas keberadaan kafe dan resto. Sebelumnya pada 2007, otoritas setempat juga menutup paksa internet dan kafe yang beroperasi 24 jam. Tak hanya itu, sekitar 23 orang ditahan dalam operasi tersebut.
Belakangan ini, kafe dan resto menjamur di Iran. Tempat-tempat itu jadi tempat mangkalnya pemuda dan pemudi Iran karena menawarkan layanan internet gratis plus berbagai hidangan. Meski begitu, resto dan kafe ini berbeda jauh dengan negara barat. Iran tetap melarang keberadaan bar di wilayahnya.
Menjamurnya kafe dan resto menuai reaksi dari kalangan konservatif. Merek menilai kafe dan resto adalah bukti nyata penetrasi budaya barat ke Iran dan sangat jauh dari ajaran Islam. Meski begitu pejabat tinggi Iran belum ada kata sepakat untuk membumihanguskan tempat yang diklaim sebagai sumber maksiat tersebut.(*)
Laporan lengkapnya di Tribun Jakarta