Syahbandar Bone Periksa Kelayakan Kapal Feri
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada saat bulan suci Ramdan dan keselamatan penumpang,
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, WATAMPONE - Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada saat bulan suci Ramdan dan keselamatan penumpang, Unit Penyelenggaran Pelabuhan atau Syahbandar Bajoe menggelar pemeriksaan kelayakan berlayar terhadap 10 kapal fery yang beroperasi rute Bajoe-Kolaka, Senin (16/7/2012) siang.
Pemeriksaan yang dilakukan Syahbandar meliputi pemeriksaan fisik kapal, mesin, alat komunikasi, dan alat keselamatan pelayaran. "Pemeriksaan yang kita lakukan, bertujuan untuk mendeteksi kapal yang bisa diberikan konvensasi penambahan muatan jika terjadi lonjakan, penumpang," ungkap Kepala Syahbandar Bajoe Andi Abbas kepada Tribun.
Ia juga menyebutkan, pemeriksaan itu dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir kecelakaan pelayaran saat terjadi lonjakan penumpang. Selain pemeriksaan kelayakan berlayar, Syahbandar juga memerintahkan kepada semua pengelolah kapal untuk melakukan simulasi keselamatan pelayaran, seperti simulasi penganan kebakaran di kapal, dan simulasi penggunaan alat keselamatan pelayaran.
"Tujuan kita agar para awak kapal tanggap saat ada kecelakaan saat pelayaran," papar Andi Abbas.
Sementara itu Pimpinan PT ASDP Cabang Bone Andi Mashuri mengatakan saat ini, pihanya masih menyusun skanario untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, pada saat memasuki bulan puasa dan persiapan angkutan lebaran.
"Skanario yang kita maksudkan, meliputi pada saat penumpang normal, padat dan sangat padat," ujar Mashuri.
Menurutnya, dalam keadaan normal, trip pelayaran hanya empat kali dalam sehari, namun pada saat pada maka trip akan ditambah, lima sampai enam kali dalam sehari, sementara pada saat puncak lonjakan penumpang atau kategori sangat padat, maka trip yang diberlakukan mencapai tujuh kali pemberangkatan dalam sehari.
Mashuri juga menjelaskan, akan menambah tiga armada sehingga armada yang sebelumnya hanya berjumlah sembilan kini berjumlah 11 armada. Hal itu dilakukan untuk menekan lonjakan penumpang.