Petani Wajak Malang Tolak Tambang Sirtu
tahun kemarin sempat terjadi banjir yang sampai merendam jembatan
TRIBUNNEWS.COM,MALANG- Puluhan petani di Desa Codo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Kamis (28/6/2012) siang ini berencana melakukan unjuk rasa di balai desa.
Warga melakukan unjuk rasa untuk mendesak kepala desa Joko Sugianto menghentikan pemberian izin penambangan pasir dan batu (sirtu) di sepanjang sungai Aran-Aran dan Leti, yang mengalir di di desa mereka.
Keberadaan tambang sirtu ini dikeluhkan warga yang mayoritas petani karena berpotensi menyebabkan longsor dan membahayakan lahan sawah mereka yang ada di sepanjang tepi aliran sungai.
Ponidi (60), salah satu perwakilan petani menyebutkan, selama ini, tambang sirtu dikelola perorangan itu mendapat izin dari kades. Padahal menurut Ponidi, usaha itu menyebabkan habisnya bebatuan yang menahan arus air sungai.
“Karena batu habis, jadi arus air tidak ada yang menahan dan menyebabkan erosi pada tanah-tanah di tepi sungai. Padahal di atas tanah itu ada sawah-sawah petani. Kami kuatir itu akan menyebabkan sawah petani longsor dan kehilangan penghidupan,” kata Ponidi, rABU (28/6/2012).
Selain tanah longsor, usaha pertambangan itu dikuatirkan juga akan menyebabkan kerusakan pada jembatan sungai yang dibangun warga secara swadaya sepuluh tahun lalu.
“Karena pertambangan itu, tahun kemarin sempat terjadi banjir yang sampai merendam jembatan. Kami kuatir kalau ada banjir yang lebih besar, akan merusak jembatan itu,” imbuhnya.
Hingga berita ini diturunkan, para petani masih berkumpul di rumah salah satu warga dan melakukan persiapan. Mereka berharap, kali ini bisa berhasil menemui sang Kades.
Pasalnya, telah berkali-kali mereka meminta sang kades untuk menghentikan perijinan tambang itu, sayangnya permintaan itu tak pernah mendapat respon positif.