Minggu, 5 Oktober 2025

Jabar Perlu 25.500 Ton Benih Kentang

Balai Pengembangan Benih Kentang di sentra pertanian Kentang Kecamatan Pangalengan baru

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Balai Pengembangan Benih Kentang di sentra pertanian Kentang Kecamatan Pangalengan baru berkontribusi menyediakan benih kentang G2 sebanyak 30-60 ton per tahun dengan kontribusi 7,8-15,7 persen terhadap kebutuhan benih kentang di Jawa Barat.

Saat ini Jabar membutuhkan 25.500 ton benih kentang per tahun atau 2,2-4,4 persen terhadap kebutuhan benih kentang tingkat nasional yang 90.000 ton per tahun.

"Apabila sarana dan prasarana produksi benih di Balai dioptimalkan, maka produksi kentang G2 ini bisa mencapai 150 ton atau dapat berkontribusi sebesar 39 persen di tingkat Jabar atau 11 persen di tingkat nasional," ujar Kepala Dinas Pertanian Jawa Barat Endang Suhendar di sela panen kentang G2 di Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Benih kentang G2 ini, kata Endang, bukan kentang untuk konsumsi. Melainkan kentang untuk ditangkarkan kembali ke penangkar-penangkar di tujuh Kabupaten. "Setelah melalui proses penangkaran, kentang ini menjadi kentang G5 atau kentang berkualitas hingga sudah dipasarkan, di pasar tradisional, restoran cepat saji dan swalayan," ujarnya.

Jadi, imbuh Endang, untuk bisa beredar kentang berkualitas tersebut, tergantung dari benih kentang G2 ini. Adapun perkembangan produksi kentang G2 yang bersertifikat ini di Jabar, dalam 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan dengan rata-rata produksi 2. 776.827 ton dan 28,3 persennya tersalur ke luar Jabar.

"Jika ketersediaan benih ini diperkuat hingga menghasilkan kentang berkualitas, itu semakin mengukuhkan Indonesia sebagai penghasil kentang terbesar se-Asia Tenggara dengan produksi sekitar 1.1 juta ton per tahun dan Jawa Barat menduduki peringkat pertama sebagai penghasil kentang terbesar di Indonesia yaitu 30-34 persen dari produksi kentang nasional," kata Endang.

Sementara Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan hanya ada sekitar 10,9 persen bibit kentang unggulan bersertifikat yang ada di Jawa Barat dan sisanya bibit tidak bersertifikat.

"Dengan bibit tidak bersertifikat, hasil panen kentang kurang maksimal. Jika balai produksi kentang punya kapasitas yang bisa dioptimalkan hingga 58 persen, kami akan bantu melalui anggaran perubahan 2012, paling lambat Desember. Nilainya hingga Rp 6 miliar," kata Heryawan.

Gubernur mengatakan selama ini, ratusan miliar dianggarkan untuk perbaikan jalan hingga pembuatan stadion, namun kenapa menganggarkan Rp 6 miliar untuk produksi benih, yang merupakan hajat hidup orang banyak tidak bisa.

Baca juga:

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved