Ekspor Rokok Kretek PT GG Jadi 6,1 Miliar Batang
Ekspor rokok kretek PT Gudang Garam (GG) Tbk menurun hingga 300 juta batang.
Laporan Wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Ekspor rokok kretek PT Gudang Garam (GG) Tbk menurun hingga 300 juta batang. Realisasi ekspor 2010 mencapai 6,4 miliar batang turun menjadi 6,1 miliar batang pada 2011.
Setidaknya ada lima negara tujuan ekspor rokok kretek produk PT GG. Ekspor paling besar untuk tujuan negara Malaysia, Arab Saudi dan sejumlah negara Timur Tengah, menyusul kemudian Jepang, Belanda dan Swiss.
"Ekspor ke Malaysia karena banyak TKI. Demikian pula di Arab Saudi banyak jemaah haji dan jemaah umroh asal Indonesia," ungkap Heru Budiman, Direksi PT GG kepada wartawan usai RUPS di Hotel Grand Surya, Kediri, Rabu (27/6/2012).
Dijelaskan Heru Budiman, ekspor rokok kretek produk GG jumlahnya hanya sekitar 4 - 5 persen dari total produksi secara keseluruhan yang mencapai 41,894 triliun batang rokok. Selain itu jelas Heru Budiman, di negara Eropa rokok kretek merupakan produk spesial dengan konsumen yang terbatas karena tidak dikonsumsi setiap hari. Kebanyakan produk rokok di Eropa merupakan rokok noncengkeh atau rokok putih. "Untuk pasar Jepang meski sudah ekspor selama 15 tahun namun volumenya tak pernah mengalami kenaikan," jelasnya.
PT GG yang memiliki sekitar 32.878 karyawan tetap serta sekitar 200 karyawan outsorching juga sempat terpengaruh menyusul kenaikan harga cengkeh. Komoditi pokok produk rokok itu harganya melonjak karena daerah sentra penghasil cengkeh banyak yang gagal panen.
Meski GG memiliki cadangan cengkeh yang melimpah juga ikut terpengaruh. Sehingga kuartal pertama 2012 keuntungannya sedikit turun. “Produksi cengkeh turun karena cuaca yang sulit diprediksi,” tambahnya.
Sebagai salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, tahun 2011 PT GG memproduksi 41,884 triliun batang rokok dengan nilai cukai dan PPN mencapai Rp 22,3 triliun. Jumlah itu meningkat dibanding tahun 2010 dengan produksi 37,78 triliun batang rokok dengan nilai cukai dan PPN sebesar Rp 20,78 triliun.
Baca Juga: