Sabtu, 4 Oktober 2025

Begini Cara Pendanaan Terorisme di Indonesia

Sumber pendanaan teroris dari luar negeri di Indonesia terus berkembang. Kini, pengumpulan dana dilakukan lewat kejahatan cyber.

Penulis: Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sumber pendanaan teroris dari luar negeri di Indonesia terus berkembang. Kini, pengumpulan dana dilakukan lewat kejahatan cyber.

Kepala Bidang Humas Polri Irjen Saud Usman Nasution menjelaskan, pada era 2000-an, dana berasal dari luar negeri yang dikirim melalui kurir, khususnya dari jaringan Alqaeda.

Kemudian, penggalangan dana berkembang melalui sistem fai, melalui perampokan seperti yang terjadi di CIMB Medan.

"Pencarian dana menggunakan Fai memang dibenarkan oleh mereka," ujar Saud di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/6/2012)

Pengumpulan dana, lanjutnya, juga dilakukan melalui sumbangan-sumbangan dari kalangan internal dan simpatisan mereka. Orang-orang yang berada di lapangan diwajibkan menyetor sebagian dari penghasilan mereka.

"Contohnya, perampokan gaji guru di Poso, disetor ke pimpinan Jamaah Islamiah di pusat, untuk membiayai aktivitas mereka," ungkap Saud.

Menurut Saud, kelompok teroris pun mengumpulkan dana dengan menjual sejumlah barang yang memiliki nilai ekonomis, seperti produk herbal dan makanan.

Mereka juga mengumpulkan dana dengan membelikan hasil kejahatan terhadap benda-benda yang mudah diuangkan.

"Supaya tidak ilegal, mereka melakukan pencucian uang dengan membeli berbagai aset bernilai, sehingga pada saat dibutuhkan, dana bisa sesegera mungkin diuangkan, seperti membeli rumah, mobil, dan motor untuk kegiatan teror," papar Saud.

Contohnya, tutur Saud, seperti yang dilakukan Rizki Gunawan, yang membelikan hasil kejahatan cyber-nya dengan cara meng-hack situs perusahaan yang bergerak dalam bidang forex trading.

"Ia mencuri poin setiap member. Kemudian, dana yang dihasilkan dari mencuri poin, digunakan membeli dua rumah di Medan, dua ruko, tiga unit mobil, dan tujuh sepeda motor. Barang tersebut gampang dijual, dan harganya tidak akan turun," terangnya.

Ke depan, Saud memprediksi, tidak tertutup kemungkinan ada modus lain yang dilakukan kelompok teroris untuk mengumpulkan dana, yang tidak terpantau aparat.

"Kemajuan teknologi memang bagus, tapi ada negatifnya," cetus Saud.

Bahkan, pembiayaan terorisme pun bisa berasal dari penjualan narkoba. Apalagi, narkotika yang masuk ke Indonesia banyak yang berasal dari Timur Tengah.
Namun, polisi belum menemukan kasus pembiayaan akis terorisme di Indonesia yang berasal dari penjualan narkoba.

"Banyak cara pembiayaan aksi teror, sehingga dibutuhkan informasi dari masyarakat," katanya. (*)

BACA JUGA

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved