Minggu, 5 Oktober 2025

Kejatuhan PD di Survei Karena SBY Gagal Sejahterakan Rakyat

Elektabilitas Partai Demokrat menurun tajam salah satunya muncul karena anggapan masyarakat yang tidak merasakan adanya perbaikan taraf hidup

Penulis: Y Gustaman
zoom-inlihat foto Kejatuhan PD di Survei Karena SBY Gagal Sejahterakan Rakyat
TRIBUNEWS.COM/HASANUDDIN ACO
Presiden SBY memberikan keterangan pers terkait rencana operasi syaraf dan tulang leher Ibu Ani Yudhoyono di Amerika Serikat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Partai Demokrat(PD) menurun tajam salah satunya muncul karena anggapan masyarakat yang tidak merasakan adanya perbaikan taraf hidup dan tingkat kesejahteraan setelah delapan tahun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa sejak 2004.

"Ketidakmampuan SBY boleh jadi diterjemahkan publik sebagai kelemahan Partai Demokrat. SBY kadung dianggap sebagai representasi tunggal partai ini," ujar Koordinator Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (20/6/2012).

Menurut Said, anjloknya elektabilitas partai berlambang bintang mercy juga turut disokong rentetan kasus korupsi yang menimpa petinggi dan kader partai. Beberapa kader terlibat antara lain mantan bendahara umum M Nazarudin, Angelina Sondakh.

Pemberitaan media yang gencar selama setahun belakangan, sambung Said, seolah tak pernah berhenti mengangkat isu itu membuat publik menjadi semakin sadar bahwa ada yang tidak beres dalam tubuh partai binaan SBY itu.

Kondisi ini kemudian dimanfaatkan partai politik penantang Demokrat. Mereka mampu memanaskan gonjang-ganjing di tubuh Demokrat, sambul terus mengungkap kelemahan kepemimpinan nasional di bawah pemerintahan SBY disetiap ruang publik.

Alhasil, dari berbagai survei, masyarakat mulai melirik kepada Golkar, PDI-Perjuangan dan partai baru seperti Nasional Demokrat. Meningkatnya preferensi terhadap partai non Demokrat, sudah barang tentu memperkecil perolehan dukungan publik kepada Demokrat.

"Sayangnya, strategi SBY untuk menyelesaikan persoalan di internal partainya tidak jitu. Upaya melemahkan posisi Ketua Umum Anas Urbaningrum melalui konsolidasi para pendiri dan deklarator partai justru tak mencerminkan kemampuan SBY mengelola dan menerapkan manajemen konflik pada partai modern," terang Said.

Dengan kondisi sekarang, Demokrat terlambat melokalisir konflik internal dan masanya sudah lewat. Mestinya, sejak Nazarudin tersandung masalah, Demokrat sadar harus segera menata dirinya, namun beberapa nama yang terlibat dengan Nazaruddin dibiarkan.

Berita Lainnya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved