Demokrat Siapkan Serangan Balik
Umar menyebut, serangan udara bertubi-tubi kepada Demokrat sangat sporadis.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingkat elektabilitas Partai Demokrat terus merosot. Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilansir hari ini di Jakarta menyebut, Demokrat turun ke posisi ketiga, di bawah Golkar dan PDIP.
Padahal, pada Pemilu 2009, Demokrat keluar sebagai pemenang. Dalam survei LSI, Demokrat mendapatkan 11,3 persen. Golkar di urutan pertama dengan 20,9 persen, dan PDI Perjuangan 14,0 persen.
Ketua Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat (FKPD-PD) Ventje Rumangkang dan Ketua DPP Demokrat Umar Arsal, satu suara mengakui penurunan elektabilitas partai tak lepas dari serangan udara bertubi-tubi yang dialamatkan kepada Demokrat dalam setahun terakhir.
Serangan dimaksud berupa pembentukan opini di media massa mengenai Demokrat sebagai lumbung korupsi. Padahal, Demokrat mengklaim partai lain juga menikmati hasil korupsi.
Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato depan kader dan pendiri Demokrat di Jakarta pekan lalu, juga menguatkan pendapat itu.
Umar menyebut, serangan udara bertubi-tubi kepada Demokrat sangat sporadis. Ibarat main tinju, kata Umar, Demokrat pada posisi diserang terus-menerus tanpa henti, dan belum pernah sekalipun menyerang balik (counter attack).
"Nah, pada saatnya kami akan counter (serang balik). Untuk saat ini kami belum sempat counter opini. Counter opini yang kami akan lakukan adalah dengan bekerja secara efektif untuk kembali ke puncak. Sebab, masih ada peluang dua tahun sebelum pemilu untuk meraih simpati rakyat," kata Umar.
Umar meminta aparat hukum, terutama KPK, serius menyelesaikan kasus hukum yang disebut-sebut melibatkan kader Demokrat.
"Selesaikan dengan cepat. Kami ibaratnya disandera dengan opini-opini melalui media massa tertentu, yang merugikan Demokrat dan menguntungkan pihak lain," imbuhnya.
Ia menjelaskan, jika kasus hukum itu selesai, maka akan ketahuan apakah benar pihak dimaksud bersalah. Jika tidak bersalah, maka nama baiknya juga harus dipulihkan.
"Bagaimanapun, Demokrat tidak terbawa arus itu. Kami tetap menjalankan program pemerintah, karena keberhasilan pemerintah bisa mengangkat Demokrat lagi," tutur Umar. (*)
BACA JUGA